TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Chappy Hakim mengungkapkan alasannya mau menerima tawaran menjadi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, unit usaha perusahaan tambang asal Amerika Serikat, Freeport-McMoRan Inc. Hal itu disampaikan Chappy saat mengisi Kuliah Umum "Lingkungan Bisnis dan Strategi PT Freeport Indonesia" di Universitas Indonesia pada Jumat, 27 Januari 2017.
Chappy mengatakan posisi itu adalah bentuk balas budi kepada negara. "Saya mau menerima karena itu bentuk pengabdian kepada ‘ibu pertiwi’ dan ‘bapak angkasa’," ucapnya.
Baca: Pendapatan Freeport Indonesia Tahun lalu capai Rp 44 Triliun
Chappy menjadi Presiden Direktur Freeport Indonesia menggantikan Maroef Sjamsuddin. Maroef mengundurkan diri setelah terjadi polemik kasus "papa minta saham" yang melibatkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto.
Menurut Chappy, setelah menjadi purnawirawan, aktivitasnya sangat padat, mulai menulis hingga mengisi sesi kuliah secara terbatas. "Belum lagi meyakinkan keluarga karena saya harus kembali sibuk," ujarnya.
Baca Juga:
Baca: Dilarang Ekspor, Freeport Ancam Gugat Pemerintah
Posisi sebagai bos Freeport, tutur Chappy, adalah momentum ikut mengembangkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Papua. "Mereka harus ikut menikmati kemajuan yang dihasilkan dari aktivitas pertambangan Freeport," kata Chappy.
RAYMUNDUS RIKANG