TEMPO.CO, Jakarta - Laju rupiah sedang kembali mencoba menguat dengan memanfaatkan kondisi pelemahan dolar Amerika Serikat. Berdasarkan data Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah kemarin ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen ke level Rp 13.325.
Baca: Pembuat Faktur Palsu Koleksi Apartemen hingga Mobil Mewah
Senior analis Reza Priyambada memperkirakan skenario penguatan rupiah dengan memanfaatkan dolar AS masih dapat berlanjut sehingga rupiah tetap dapat dalam tren penguatannya. "Tetap cermati berbagai sentimen yang akan mempengaruhi perubahan pada laju rupiah," kata Reza dalam pesan tertulis, Jumat, 27 Januari 2017.
Baca: Komoditas Ini Diprediksi Paling Moncer di Tahun 2017
Reza menambahkan, diperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran support 13.364 dan resisten 13.290. Pada perdagangan kemarin, kembali melemahnya laju dolar AS memberikan harapan bagi laju rupiah untuk dapat berbalik positif. Pelaku pasar pun kembali melakukan aksi jual dan lebih banyak melakukan aktivitas transaksi di pasar ekuitas dan pasar komoditas.
Baca: Hati-hati, Salah Hitung Pajak Bisa Berakhir di Penjara
Imbasnya, hal ini membuat sejumlah indeks saham global menguat. Begitupun dengan sejumlah harga komoditas yang menguat. Imbas lainnya, tentu membuat sejumlah mata uang lain cenderung terapresiasi. "Kondisi ini terjadi seiring respons pelaku pasar terhadap rancangan-rancangan kebijakan Donald Trump yang dinilai lebih proteksionis dan pro pertumbuhan ekonomi Amerika," kata Reza.
DESTRIANITA