TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) menandatangani nota kesepahaman dengan Badan Ekonomi Kreatif. Keduanya bersinergi dalam upaya mendukung ekonomi kreatif berorientasi ekspor melalui pembiayaan ekspor nasional.
Nota kesepahaman ini ditandatangani perwakilan Eximbank, di antaranya Managing Director Bidang Pembiayaan Usaha Kecil Menengah Berorientasi Ekspor (UKME) Indra Wijaya Supriadi dan Managing Director Bidang Perencanaan Strategis Bonaficus Prasetyo. Sementara dari pihak Bekraf diwakili Deputi Akses Permodalan Fadjar Hutomo.
Seremoni penandatanganan disaksikan pelaksana tugas Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank Susiwijono Moegiarso dan Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik. Penandatanganan ini merupakan bentuk komitmen kedua institusi dalam memajukan ekspor nasional di bidang ekonomi kreatif berorientasi ekspor, sesuai dengan fungsi dan perannya.
"Perlu diketahui, di samping kami melakukan pembiayaan dan asuransi ekspor, di amanat undang-undang memang ada hal yang dimandatkan kepada kami. Pertama, kami memang diberikan mandat secara khusus untuk ekspor," ujar Susiwijono saat memberikan sambutan di Kantor Pusat Eximbank, Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis, 26 Januari 2017.
Susiwijono menambahkan, Eximbank diminta memberdayakan UMKM, dalam hal ini UKM ekspor. Adapun dalam hal ini Eximbank merupakan lembaga keuangan khusus milik pemerintah yang berdiri berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2009.
Eximbank memiliki tugas mendukung kinerja ekspor, meningkatkan nilai tambah, dan daya saing komoditas ekspor dalam menghadapi tantangan global melalui penyediaan pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi.
Sampai dengan posisi Desember 2016 (unaudited), kinerja Eximbank tercatat solid. Total aset Eximbank tumbuh 16,52 persen dari posisi Desember 2015 sebesar Rp 99,01 triliun. Menurut Susiwijono, pertumbuhan ini ditopang dari pembiayaan yang meningkat 18,25 persen menjadi Rp 88,48 triliun, penjaminan yang naik 30,06 persen menjadi Rp 8,13 triliun, dan asuransi yang meningkat signifikan 681,46 persen menjadi Rp 9,43 triliun.
Memberikan dukungan kepada pelaku usaha sektor kecil dan menengah yang berorientasi ekspor (UKME) menjadi salah satu strategi bisnis yang dijalankan Indonesia Eximbank melalui pemberian pembiayaan dan jasa konsultasi.
"Dukungan ini terbukti dengan meningkatnya pemberian pembiayaan kepada pelaku UKME yang tumbuh mencapai 44,5 persen sepanjang 2016," kata Susiwijono.
Dukungan lain yang diberikan kepada UKME berupa pemberian jasa konsultasi melalui program khusus rintisan eksportir baru (Coaching Program for New Exporter). Program berkelanjutan ini merupakan rangkaian dari pelatihan dan bimbingan, pendidikan, pameran, dan pendampingan selama periode tertentu hingga pelaku UKME mampu melakukan ekspor perdana.
Selain itu, program pendampingan ini bertujuan meningkatkan pemberdayaan masyarakat di suatu daerah, seperti peningkatan kesejahteraan, pembangunan masyarakat, dan menciptakan atau memajukan potensi khas daerah.
DESTRIANITA