TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan masih ada ribuan orang bekerja sebagai budak di sektor perikanan. Oleh karena itu dia mengajak berbagai pihak, untuk tidak mendiamkan tindakan semacam itu.
"Kita tak bisa membiarkan produk dari perbudakan itu memasuki pasar di manapun di dunia," kata Susi Pudjiastuti saat ditemui di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Selasa 24 Januari 2017.
Baca: Susi Pudjiastuti Gandeng Jepang Kembangkan Sektor Perikanan
Susi menuturkan di saat orang mengkonsumsi makanan laut, ada ribuan orang yang berdarah dan bahkan mati demi menangkap, serta memproduksi makanan laut tersebut. "Banyak yang bisa dilakukan di Indonesia dan di wilayah lain."
Lebih lanjut, Susi percaya kalau sektor perikanan tidak hanya tentang menangkap ikan di lautan, namun juga hal lain seperti industri pengolahan. Dia merasa mungkin itulah alasan mengapa ada pekerja paksa, dan pekerja yang diperdagangkan, agar ada pihak tertentu mengambil keuntungan.
Baca: Menteri Susi Tangkap 122 Kapal Asing, Ditenggelamkan?
Susi mengajak semua pihak bekerja bersama-sama, karena kejahatan di laut merupakan kejahatan yang transnasional dan kejahatan yang terorganisir. "Kejahatan itu melibatkan banyak pihak yang berasal dari banyak negara di dunia."
Kemudian, Susi mengungkapkan bahwa illegal fishing tidak pernah berdiri sendiri. Dia selalu berhubungan dengan aktivitas ilegal lain, seperti penyelundupan. Penyelundupan ini bagi Susi sangat berbahaya, karena bisa menyelundupkan barang dari mulai narkoba, barang, dan senjata.
Penyelundupan sangat berbahaya bagi perekonomian, kata Susi, jika dibiarkan. Karena barang-barang hasil selundupan masuk ke sebuah negara tanpa melalui prosedur seharusnya, sehingga tanpa melalui proses kepabeanan. "Jadinya mereka sangat murah," ujar Susi.
DIKO OKTARA