TEMPO.CO, Jakarta - Analis Senior dari Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menyatakan pasca pelantikan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, laju bursa saham di Negeri Abang Sam mampu melampaui kekhawatiran banyak pihak yang memprediksi akan mengalami pelemahan.
“Nyatanya, sejumlah indeks saham AS mampu berada di zona hijau. Berdasarkan info yang kami dapatkan, untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 50 tahun, presiden baru AS disambut antusias pasar meski secara riil di sejumlah wilayah diwarnai aksi demonstrasi menolak Trump,” kata Reza dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 21 Januari 2017.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 20 Januari 2017 waktu New York, indeks saham Dow Jones Industrial Average, S&P 500 dan Nasdaq ditutup menguat antara 0,2-0,4 persen.
Dalam pidatonya, Trump mengemukakan bahwa pemerintah AS harus melindungi perbatasan dari negara-negara lain yang membuat produk-produk AS, mencuri perusahaan-perusahaan AS, dan menghilangkan peluang pekerjaan di AS. “Proteksi akan mendorong kita menuju kemakmuran dan kekuatan. Saya akan berjuang dengan setiap nafas di tubuh saya dan saya tidak akan pernah mengecewakan Anda,” ujar Trump dalam pidatonya, Jumat, 20 Januari waktu Washington.
Baca : Donald Trump Jadi Presiden AS, Ekspor Sawit RI Terancam
Reza menilai pidato tersebut tidak terlalu detail namun ada semacam harapan dan optimisme pelaku pasar nantinya Trump dapat mewujudkan kondisi tersebut. “Meski juga terdapat kekhawatiran kebijakan proteksionisme ini nantinya dapat menganggu ekonomi dan hubungan dagang AS ke depannya,” katanya.
Pergerakan laju bursa saham Asia Jumat kemarin, kata Reza, cenderung bergerak negatif seiring sikap pelaku pasar yang wait and see menjelang pelantikan Trump. Pasar juga merespons variatifnya rilis data-data ekonomi Cina yang menunjukan ekonomi negara tersebut masih dalam tahap pemulihan.
Angka produk domestik bruto Cina secara kuartal sebesar 1,7 persen dibandingkan sebelumnya 1,7 persen dan secara tahunan sebesar 6,8 persen dari sebelumnya 6,7 persen dinilai masih lambat proses pemulihannya.
Baca : Donald Trump Dilantik, Bagaimana Hubungan Ekonomi RI- AS ?
“Indeks Nikkei sempat tertahan kenaikannya dengan imbas jelang pelantikan Trump tersebut namun, dapat diimbangi dengan kenaikan saham-saham elektronik pasca pengumuman kinerja Panasonic dan Tesla,” ungkap Reza.
Di zona Eropa, lanjut Reza, laju bursa saham kembali bergerak variatif serta diiringi penguatan tipis jelang pelantikan Trump. “Pelaku pasar tampaknya sedikit mengurangi transaksi seiring menantikan penyampaian pidato administratif dari Trump” ujarnya.
Para pelaku pasar berharap dalam pidato tersebut Trump dapat mengemukakan gambaran detail penanganan masalah ekonomi untuk AS ke depannya.
REZKI ALVIONITASARI