TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan perekonomian global tahun ini masih diliputi ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju, baik Amerika Serikat, Jepang, maupun negara-negara Eropa, tidak secepat yang diperkirakan.
Sri Mulyani menyebutkan hanya Amerika Serikat yang sudah mulai pulih. Tapi bukan berarti pemulihan negara tersebut tidak memiliki implikasi. “The Fed harus menaikkan suku bunganya jika melihat pulihnya ekonomi Amerika menimbulkan inflasi," kata Sri Mulyani dalam kuliah umum di Grand Studio Metro TV, Jakarta Barat, Kamis, 19 Januari 2017.
Menurut Sri Mulyani, Brexit juga menimbulkan ketidakpastian. Begitu pula kondisi di Cina yang tengah mengubah kebijakannya. "Akibatnya, harga komoditas masih relatif tidak akan pick up dengan kuat, apalagi perdagangan internasional mendapatkan ancaman dari proteksionisme."
Dunia pun, ujar Sri Mulyani, sedang menghadapi perubahan iklim dalam beberapa tahun belakangan ini. Pada 2016, terjadi tahun paling panas di Amerika dan terjadi El Nino terparah di banyak negara di dunia. "Karena itu, pemerintah mesti mencadangkan anggaran bencana alam," tuturnya.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,1 persen. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5-5,4 persen. Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi ekonomi tumbuh 5,1 persen.
ANGELINA ANJAR SAWITRI