TEMPO.CO, Karawang - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) berkomitmen untuk memperkecil kesalahan produksi uang NKRI edisi 2016. Prasetio, Direktur Utama Peruri mengaku saat ini kesalahan produksi uang kertas desain anyar itu mencapai 4 persen. Adapun kesalahan produksi uang logam mencapai 0,15 persen.
"Kami berupaya meminimalisir Zero Defect, yaitu miss print, miss cut dan miss count. Untuk menuju perusahaan bertaraf internasional, kesalahan produksi tidak boleh lebih dari 2 sampai 3 persen," kata Prasetio kepada wartawan di Pabrik Peruri, Kabupaten Karawang, Rabu, 18 Januari 2017.
Prasetio ingin kinerja peruri seperti pabrik uang asal Inggris De La Rue. Pabrik itu disebut-sebut sebagai pabrik uang terbaik di dunia. Kesalahan produksi pabrik itu amat minim, hanya 2 sampai 3 persen.
Kepala Divisi produksi Peruri Suhada Bahariawan mengatakan untuk meminimalisir kesalahan produksi, Peruri akan mengganti tenaga manusia di bagian pemeriksaan oleh mesin. Di Peruri, kata dia, setiap uang yang selesai dibuat akan diperiksa secara manual oleh 170 orang.
Mereka bertugas menyortir uang yang salah cetak, salah potong dan salah gambar. Setiap uang yang salah akan dicoret menggunakan spidol berwarna merah untuk dimusnahkan.
Berdasarkan pantauan Tempo, para pemeriksa kualitas ini kebanyakan perempuan. Dalam sehari, mereka bekerja selama 8 jam. "Seorang rata-rata bisa memeriksa 7 ribu lembar uang," kata Suhada.
Untuk lebih detail menyortir uang salah produksi, pemeriksaan manual itu dilakukan dua kali. Namun tahun ini 3 mesin baru akan menggantikan tugas para pemeriksa itu. "Karena mesin lebih akurat, tidak pernah lelah, lupa atau hilang konsentrasi," ucap seorang pegawai di bagian produksi.
Dalam satu bulan, Peruri bisa memproduksi uang kertas NKRI 2016 sebanyak 500 juta bilyet atau lembar. Pembuatan uang desain baru itu dimulai pada awal November 2016.
Tempo melihat langsung proses pembuatan uang NKRI 2016 itu. Lembaran kertas diprin dalam dua tahap. Proses print berlangsung selama 2 hari. Dalam satu lembar kertas yang disebut lembaran besar, terdiri dari 45 lembar uang. Lembaran besar lalu dipotong menjadi lembaran kecil oleh mesin khusus.
Di pabrik yang terletak di Desa Parung Mulya, Kecamatan Ciampel itu sebanyak 2.364 karyawan bekerja membuat uang kertas dan logam. "Mereka semua digeledah saat masuk dan keluar pabrik. Uang milik pribadi tidak boleh masuk pabrik. Kalau terbawa, hukuman menanti," ucap dia.
Sebagai perusahaan dengan keamanan yang ketat, Peruri merupakan satu - satunya perusahaan yang ditunjuk oleh Bank Indonesia untuk membuat uang rupiah.
"Tidak ada perusahaan manapun di Indonesia yang mampu mencetak uang NKRI kecuali Peruri. Isu yang berkembang selama ini sama sekali tidak benar," ungkap Prasetio.
Prasetio mengatakan desain uang NKRI 2016 diputuskan setelah melalui musyawarah antara Bank Indonesia, Menteri Keuanga,n dan Peruri. Desain uang baru ditetapkan setelah melalui proses duskusi dan koreksi."Otoritasnya ada di tangan BI. Kami hanya pelaksana dan penerima tugas pembuatan uang rupiah," kata Prasetio.
Ia mengaku risih dengan kabar hoax yang menyebut jika uang NKRI edisi 2016 dibuat oleh pengusaha keturunan Cina bernama Jacobus Busono.
HISYAM LUTHFIANA