TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah akan membuka peluang bagi investor asing untuk mengelola bandara di bawah naungan Angkasa Pura II, Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, dan milik Angkasa Pura I, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Menurut Budi, berdasarkan diskusi Kementerian Perhubungan dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dua bandara tersebut merupakan bandara terbaik di Indonesia setelah Bandara Ngurah Rai Bali, dan Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Baca Juga: Kemenhub: 5 Bandara Bakal Dikelola BUMN dalam 5 Tahun
"Kami akan berkompetisi, dengan banyak pihak. Kalau punya bandara yang memiliki kemampuan, safety security, service dengan keragaman aviasi industri di bandara itu, akan meningkatkan tingkat kompetisi negara secara utuh," kata Budi di Kementerian Perhubungan, Selasa, 17 September 2017.
Budi menambahkan, Bandara Kualanamu bisa untuk merespon penumpang-penumpang dari India, Singapura, Malaysia dan beberapa negara lain. Begitu juga dengan Balikpapan, diharapkan dapat merespon penumpang, dari Cina, Jepang, ataupun Korea .
"Sehingga kita punya dua up lagi selain Bali dan Jakarta. Dengan adanya dua bandara ini, kita punya daya tarik untuk mengembangkan industri, vehicle yang banyak," tutur Budi.
Simak: Pemerintah Siapkan Dana Pembebasan Lahan Pelabuhan Patimban
Budi mengatakan apabila peluang kerja sama itu terbuka, selain negara mendapatkan pemasukan dari investasi asing, maka daya kompetisi negara akan naik. Hal itu bisa dicapai salah satunya dengan berkolaborasi dengan dunia internasional, dengan negara yang memiliki level strata tinggi. Salah satunya Amerika.
Hari ini Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menghadiri Indonesia-US Aviation Working Group Seminar, untuk membahas peluang kerjasama baru di bidang penerbangan antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Acara tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar AS yang baru Joseph R. Donovan.
Adapun bentuk kerjas ama yang dilakukan adalah dalam bentuk share sebagian saham minoritas. "Investor itu akan memasukkan uang di dalam perusahaan, dan itu bentuknya split AP I atau II, dan uang itu bisa digunakan untuk investasi baik Kualanamu atau Balikpapan," ucap Budi.
DESTRIANITA