TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo angkat bicara terkait naiknya rating saham Indonesia yang dikeluarkan oleh JP Morgan Chase & Co, dari underweight menjadi neutral. Menurut dia, hal tersebut wajar karena indikator ekonomi Indonesia pada 2016 menunjukkan kondisi yang baik.
"Mulai dari inflasi, transaksi berjalan, sampai dengan cadangan devisi kita dan nilai tukar kita," kata Agus saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 16 Januari 2017.
Tahun ini, menurut Agus, merupakan periode pemulihan. Sementara itu, 2016 merupakan periode konsolidasi. "Kita perlu melakukan konsolidasi di korporasi, di perbankan, di fiskal. Tapi 2017 ini kami harap kondisi pemulihan sehingga pertumbuhan ekonomi sekitar 5-5,4 persen.”
Ke depan, Agus menilai, pemerintah perlu memperhatikan perkembangan situasi di Amerika Serikat, tepatnya saat pelantikan Presiden Terpilih AS Donald Trump pada 20 Januari mendatang. "Itu yang bisa memberikan kejelasan bagaimana dampaknya kepada negara di dunia," katanya.
Apabila Trump benar-benar menerapkan kebijakan ekonomi yang protektif setelah dilantik, menurut Agus, perdagangan Indonesia akan terpengaruh. "Indonesia memiliki ekspor yang cukup besar ke AS. Hal-hal ini perlu kita waspadai pada 20 Januari nanti," tuturnya.
Hari ini, JP Morgan Chase & Co menaikkan rating saham Indonesia menjadi neutral dari sebelumnya underweight. Pada November lalu, JPMorgan baru saja menurunkan rating Indonesia menjadi underweight dari sebelumnya overweight. Pemerintah pun memutuskan kerjasama dengan JPMorgan.
Kementerian menilai analisis JP Morgan yang menurunkan rating Indonesia itu berpotensi mengganggu stabilitas keuangan nasional. Dengan pemutusan kerjasama itu, pemerintah tidak lagi menerima setoran negara dari siapa pun melalui cabang JP Morgan di Indonesia per 1 Januari 2017.
ANGELINA ANJAR SAWITRI