TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan tahun ini rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 8 triliun per hari. Untuk mengejar target tersebut, hal utama yang akan dilakukan BEI adalah meningkatkan minimal separuh dari seluruh investor di pasar modal aktif dalam melakukan transaksi perdagangan saham.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Nicky Hogan mengatakan, jumlah investor pasar modal saat ini mencapai sekitar 535 ribu nasabah. Namun baru sepertiganya atau sekitar 180 ribu nasabah yang aktif bertransaksi jual beli saham, sedangkan dua per tiganya merupakan nasabah pasif.
Baca Juga: BEI Keluarkan Sistem Baru Penolakan Batas Perdagangan Efek
Menurut Nicky, tahun ini BEI memiliki tiga fokus tujuan untuk membuat perdagangan di bursa semakin aktif. "Mengaktivasi, berarti mengaktifkan sisanya, yakni sekitar dua per tiga. Sehingga paling tidak sekitar 250 ribu investor atau minimal 50 persen nasabah menjadi aktif," kata Nicky Hogan di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Januari 2017.
Selain itu, BEI juga akan mengoptimalisasi nasabah yang telah aktif bertransaksi, yakni 180 investor itu untuk lebih aktif lagi. Hingga akhir 2016, sepertiga investor saham itu berhasil melampaui target revisi nilai transaksi sebesar Rp 7,49 triliun, dari target nilai transaksi BEI Rp 6,5 triliun. Angka tersebut meningkat 30,03 persen dibandingkan tahun 2015. Meski sebenarnya nilai itu mengalami kenaikan karena adanya crossing saham BCA melalui BCA Sekuritas dengan nilai yang cukup besar. Karena jika tidak terjadi crossing, rata-rata transaksi per hari sekitar Rp 6,7 triliun.
Baca: OJK Investigasi Enam Perusahaan Investasi Ilegal
Optimalisasi itu akan dilakukan dengan cara memberi relaksasi transaksi margin. Dalam aturan Bursa Efek saat ini, jumlah saham yang diperkenankan memperoleh pendanaan transaksi margin baru sebanyak 60 saham. BEI berencana untuk menambah jumlah daftar saham margin menjadi 200 saham bagi perusahaan efek yang memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) minimal sebesar Rp 250 miliar.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek, karena semakin banyak saham yang ditransaksikan, dan saham yang awalnya tidak terlalu aktif diperdagangkan menjadi lebih likuid.
"Yang dilakukan adalah aturan margin, yang akan dbuat lebih friendly, dan lebih banyak saham yang dimarginkan, supaya nggak lagi 60 saham tapi bisa sampai 200 saham," tutur Nicky.
Kemarin Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, SRO bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memasuki tahap finalisasi untuk merealisasikan aturan margin tersebut. Bursa sudah memutus beberapa hal dan ini sudah didiskusikan secara final dengan OJK kalau memang ada tambahan saham-saham yang bisa dimarginkan.
Baca: Melawan Tengkulak, Petani Malang Jual Cabai Rp 35 ribu
"Diharapkan jumlah transaksi dari saham-saham yang selama ini mungkin tidak terlalu aktif ditransaksikan pada level tertentu bisa lebih aktif dengan dimasukkannya saham itu dalam transaksi margin trading," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 11 Januari 2017.
Nicky menambahkan, hal lain yang dilakukan BEI menambah jumlah investor baru melalui kampanye Yuk Nabung Saham. "Equity saving program adalah dalam rangka untuk menggaet investor baru supaya mereka bisa bertransaksi secara berkala seperti yang dicanangkan di kampanye Yuk Nabung Saham," ucap Nicky.
DESTRIANITA K