TEMPO.CO, Jakarta - Operator 13 bandara di Indonesia bagian barat, Angkasa Pura II, menyebutkan kesiapan pengoperasian penerbangan internasional di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, sudah hampir rampung.
Public Relation Manager PT Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan kesiapan Terminal 3 Soekarno-Hatta untuk menggelar operasi penerbangan internasional terbatas telah masuk tahap final atau sudah mencapai 98 persen.
“Sudah masuk dalam tahap finishing. Setelah itu, akan ada proses seperti yang terjadi saat operasional domestik, seperti proses verifikasi dari Direktorat Perhubungan Udara, simulasi keberangkatan, dan sebagainya,” katanya di Jakarta, Senin, 9 Januari 2017.
Apabila tidak ada aral melintang, pengoperasian penerbangan internasional secara terbatas akan dilakukan pada April 2017. Nantinya, AP II akan melibatkan Garuda Indonesia dalam operasi terbatas itu.
Setelah itu, maskapai yang terafiliasi dengan aliansi Skyteam mulai melayani penerbangan internasional di Terminal 3 pada Mei 2017. Adapun operasi penerbangan internasional akan berjalan secara penuh pada Juli 2017.
“Untuk full penerbangan internasional pada Juli 2017, progres kesiapan saat ini baru mencapai 94 persen. Nanti, tahapan prosesnya itu, lebih-kurang sama seperti operasi terbatas Garuda,” ujar Yado.
Dia menambahkan, jadwal detail persiapan operasi penerbangan internasional di Terminal 3 Soekarno-Hatta sampai saat ini masih disiapkan. Menurutnya, jadwal detail akan disesuaikan dengan tim operasi AP II.
Di sisi lain, progres pembangunan kereta tanpa awak atau biasa disebut Automated People Mover System (APMS) masih terus dikerjakan. Rencananya, proyek APMS bakal rampung pada Juni 2017.
Director Operation & Engineering Angkasa Pura II Djoko Murjatmodjo mengatakan pembangunan APMS masih sesuai dengan jadwal yang ditetapkan (on track). Nantinya, APMS akan menghubungkan seluruh terminal dan stasiun kereta api.
“Progresnya sekarang sedang rolling stock, sama sedang dikerjakan di Korea. Infrastruktur juga terus dikerjakan. Juni sudah komitmen, sebelum Lebaran. APMS-nya akan seperti di Bandara Changi Singapura,” tuturnya.
Asal tahu saja, penyediaan kereta tanpa awak di Seokarno-Hatta itu akan dikerjakan PT Len Industri–yang bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Woojin–dengan nilai kontrak Rp 530 miliar.
Kedua perusahaan nantinya akan menggunakan teknologi sistem sinyal modern tanpa awak (communication based train control/CBTC Driverless) dengan panjang lintasan 2,98 kilometer untuk melayani lima terminal di sisi darat bandara.