TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito mengatakan, membuat cold storage atau gudang penyimpanan untuk cabai bukan langkah konkret yang tepat untuk meredam kenaikan harga cabai. Menurut dia, meski disimpan dalam tempat penyimpanan dingin khusus, namun cabai rawit merah yang disimpan tidak dapat bertahan lama masa simpannya.
"Itu nggak. life-time-nya (masa waktu penyimpanannya) kalau dimasukkan cold storage itu nggak tinggi, nggak terlalu lama bertahannya," kata Enggartiasto Lukita di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, 9 Januari 2017.
Berbeda dengan cold storage untuk menyimpan bawang merah dan bawang putih, yang mungkin bisa disimpan dalam waktu beberapa bulan. Terlebih menurut Enggar, kenaikan harga cabai sekarang ini hanya bersifat musiman yang diakibatkan karena iklim yang buruk, sehingga cabai yang diproduksi mengalami gagal panen.
"Buka cold storage untuk seasonal cabe merah saja, itu bagaimana. Karena cabai ini biasanya berjalan dengan baik, dengan normal. Karena dengan kasus sesaat ini, maka terjadi kenaikan," ucap Politikus Nasional Demokrat.
Pada 11 Juni 2015 lalu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman pernah mengatakan, tingginya harga cabai akibat dari rantai pasok yang terlalu panjang. Ditambah, sentra-sentra produksi dua komoditas bahan makanan tersebut tidak dilengkapi dengan gudang penyimpanan (cold storage).
Amran menuturkan, membangun cold storage di sentra-sentra produksi dapat menjadi satu solusi untuk meningkatkan daya tahan bawang dan cabai ke depan. Terlebih pihaknya memiliki program untuk membangun kewilayahan produktivitas cabai di beberapa daerah seperti Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut). Karena itu, ekstensifikasi produktivitas cabai harus dijaga dengan membangun cold storage agar mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
DESTRIANITA