TEMPO.CO, Jakarta - Melanjutkan perdagangan di awal tahun ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat atau rebound terbatas pada Rabu, 4 Januari 2017. Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan secara pergerakan teknikal, indeks pada perdagangan Selasa kemarin telah membentuk indikasi pergerakan menguat. Dia menyarankan investor untuk melakukan pembelian selektif terhadap saham-saham yang sensitif dengan data inflasi rendah.
"Sentimen positif dari rendahnya data inflasi dan keyakinan akan data ekonomi Indonesia yang masih menunjukkan tren positif menjadi pendorong untuk pergerakan hari ini," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 4 Januari 2017.
Baca juga : BEI Yakin Aturan Relaksasi Margin Dongkrak Indeks
Pada perdagangan hari ini dia memperkirakan IHSG akan berada dalam kisaran support 5.225-5.250 dan resisten 5.296-5.317. Pada perdagangan Selasa kemarin IHSG ditutup di teritori negatif, terkoreksi 0,39 persen atau 20,74 poin ke level 5.275.
Dari sepuluh indeks sektoral, sembilan di antaranya melemah, dan hanya sektor tambang yang mencatatkan naik 0,58 persen. Sektor agrikultur memimpin pelemahan indeks sebesar 1,15 persen. Pelemahan indeks juga tertekan oleh aksi jual investor asing. Secara keseluruhan asing masih mencatatkan jual bersih (nett sell) sebesar Rp 77,4 miliar.
Berita terkait : Tax Amnesty Jadi Sentimen Penggerak IHSG di 2017
Menurut David, pelemahan kemarin terjadi akibat aksi ambil untung (profit taking) setelah IHSG mengalami penguatan akibat window dressing pada akhir 2016. Namun koreksi tersebut tidak mencerminkan keseluruhan perdagangan tahun ini, karena investor masih optimistis dengan potensi pasar modal Indonesia mengingat perekonomian nasional masih cukup kondusif.
Badan Pusat Statistik (BPS), sebelumnya mengumumkan indeks harga konsumen (IHK) Desember 2016 mengalami inflasi 0,42 persen. Dengan demikian inflasi Januari-Desember 2016 sebesar 3,02 persen baik tahun kalender maupun dibandingkan periode yang sama tahun lalu year on year (yoy).
Berita lain : Ini Saham Prospektif Sektor Perbankan dan Manufaktur
Perkembangan dari pasar saham global kemarin, Dow Jones menguat sebesar 119,2 poin atau 0,6 persen menjadi 19.882. Penguatan Wall Street turut ditopang sentimen bahwa Presiden terpilih Donald Trump bakal memperkenalkan kebijakan yang ramah terhadap pasar seperti pemotongan pajak dan penyederhanaan regulasi. Harga minyak dunia melemah lebih dari dua persen pada perdagangan perdana tahun ini. Penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dianggap sebagai penyebabnya.
Nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya menguat, bahkan merupakan yang tertinggi dalam 14 tahun terakhir, setelah data manufaktur AS Desember 2016 menunjukkan perbaikan dibanding bulan sebelumnya.
DESTRIANITA K