TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini dibuka melemah 5,96 poin atau 0,11 persen ke level 5.270,01. Pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG ditutup koreksi 0,39 persen atau 20,74 poin ke level 5.275,97.
Pada pukul 09.38 WIB, berdasarkan pantauan di RTI Bussiness Indeks terus melanjutkan pelemahan. IHSG berada di level 5.254,36, atau turun 21,60 (0,41 persen).
Dari seluruh saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 102 saham menguat, 98 saham melemah, 95 saham stagnan dan sisanya belum diperdagangkan. Transaksi melibatkan 1,64 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 653,98 miliar dengan frekuensi 44.771 kali.
Dari seluruh indeks sektoral yang ada di Bursa, hanya sektor agrikultur dan industri dasar yang menguat masing-masing 0,6 persen dan 0,1 persen. Sedangkan pelemahan terbesar berasal dari sektor aneka industri yang terkoreksi 1,4 persen, disusul sektor infrastruktur yang melemah 0,5 persen.
Dari kawasan Asia, indeks bervariatif. Indeks Nikkei 225 Tokyo Jepang dibuka menguat 2,17 persen ke level 19.529,68. Indeks Shanghai Cina menguat 0,10 persen ke level 3.138,93. Indeks Strait Times Singapura menguat 0,69 persen ke level 2.919,06. Adapun Indeks Hang Seng Hongkong melemah 0,19 persen ke level 22.107,63.
Analis ekonomi dari MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, pelemahan IHSG pada hari ini terimbas dari koreksinya harga minyak yang awalnya sempat naik 2 persen di level US$ 55,18 persen. Tetapi akibat penguatan dolar AS seiring penguatan data Factory Activity tertinggi 2 tahun terakhir, harga minyak terimbas dengan turun 2,6 persen.
Menurut Edwin, kombinasi naiknya indeks DJIA sebesar 0,6 persen, naiknya harga komoditas emas 0,7 persen dan CPO 1,74 persen di tengah jatuhnya harga minyak -2.6 persen, batubara -4,44 persen, Nickel -1,1 persen & Tin -0,71 persen akan menjadi sentimen penggerak IHSG hari ini.
"Serta aksi jual investor asing kemarin Rp 77,42 miliar akan menjadi faktor penggerak IHSG yang diperkirakan akan melemah terbatas di hari Rabu," kata Edwin Sebayang dalam pesan tertulisnya.
DESTRIANITA