TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengatakan stabilnya pertumbuhan jasa keuangan turut menjadi pendukung tumbuhnya pasar modal kelak. Pada 2016, OJK mencatat ada pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 8,4 persen menjadi Rp 4.734 triliun. "Di tengah situasi ekonomi dunia yang sulit, raihan ini bisa dikatakan normal," tutur dia.
Kredit investasi, ucap Muliaman, bisa tumbuh dengan level tertinggi 11,75 persen. Adapun dari sektor usaha, sektor listrik dan konstruksi tumbuh 40 persen dan 21,42 persen sejalan dengan pembangunan infrastruktur negara. "Kredit konsumsi juga tumbuh bagus, yakni 7,39 persen," katanya.
Analis dari Recapital Sekuritas Indonesia, Adi Kiswoyo Joe, memprediksi pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa tumbuh sampai 6.000 jika pertumbuhan ekonomi negara sesuai dengan rencana di angka 5,1-5,3 persen. "Tapi tetap perlu mewaspadai sentimen dari kebijakan pemerintah dan bank sentral Amerika Serikat," kata dia. Selain itu, Adi mengatakan sektor komoditas masih akan menjadi momok perekonomian seiring dengan tak stabilnya harga minyak mentah dunia.
Perdagangan saham di bursa efek akan kembali dibuka pada Selasa mendatang. Sepanjang 2016, IHSG tumbuh 15,32 persen dengan capaian pada akhir perdagangan 5.296. Bursa juga menghimpun dana Rp 674,39 triliun dan US$ 247,50 juta sepanjang tahun lalu.
DESTRIANITA | ANDI IBNU