TEMPO.CO, Jakarta - Albert Burhan menjelaskan alasannya mundur dari jabatan Chief Executive Officer Citilink. Keputusannya itu adalah hasil perenungan pribadi. Ia meyakinkan tak ada tekanan dari pihak mana pun atas keputusannya itu.
"Dampak (masalah) kepada perusahaan besar sekali. Viral ini harus disetop dengan salah satu harus bertanggung jawab," kata Albert di Menara Citicon, Jumat, 30 Desember 2016.
Baru-baru ini, Citilink sedang dilanda isu adanya kapten pilot yang diduga mabuk, beberapa saat sebelum penerbangan. Dari video dan rekaman suara yang beredar luas di Internet, seorang pria yang diduga pilot Citilink tampak berjalan gontai dan berbicara tak jelas saat memberi pengumuman pada penumpang.
Masalah ini dengan cepat menjadi viral di masyarakat. Citilink mengatakan telah menggelar investigasi internal terkait dengan hal ini. Kementerian Perhubungan juga telah turun tangan menangani hal ini. Sang pilot TP, 32 tahun, telah diperiksa kesehatan jasmani dan psikologinya.
Baca: Pilot Diduga Mabuk, Ini Penjelasan Citilink
Albert mengaku kaget dengan cepatnya isu ini merebak. "Melihat berkembangnya cukup kencang, saya pikir saya sudah berusaha sebaik mungkin, seoptimal mungkin memperbaiki keadaan ini," kata dia.
Selain Albert, Direktur Operasional Citilink Hadinoto Soedigno ikut mengundurkan diri. Albert mengatakan keputusan ini baru ia sampaikan secara lisan kepada jajaran komisaris utama PT Garuda sebagai perusahan induk Citilink. "Ke depannya mungkin ada yang lebih baik untuk memimpin Citilink," kata dia.
Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia Benny Butarbutar mengatakan saat ini jabatan CEO masih dipegang Albert. Begitu surat resmi pengunduran diri diajukan, baru keputusan pengunduran diri diterima atau ditolak akan dibahas.
"Apakah itu diterima atau tidak, itu menunggu proses pertemuan komisaris dan direksi garuda mewakili pemegang saham," kata Benny.
EGI ADYATAMA