Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indef: Benahi Pertanian untuk Kualitas Pertumbuhan Ekonomi  

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Petani memanen sayuran di bantaran Kanal Banjir Timur, Jakarta, 5 Januari 2016. Pemerintah daerah berencana menjadikan bantaran Kanal Banjir Timur sepanjang 16 kilometer, dari Cipinang besar hingga Ujung Menteng sebagai lahan pertanian. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Petani memanen sayuran di bantaran Kanal Banjir Timur, Jakarta, 5 Januari 2016. Pemerintah daerah berencana menjadikan bantaran Kanal Banjir Timur sepanjang 16 kilometer, dari Cipinang besar hingga Ujung Menteng sebagai lahan pertanian. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.COJakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, mengusulkan sektor pertanian dibenahi untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi. 

Dia melihat sektor pertanian menyerap tenaga kerja sebanyak 35 persen dan berkontribusi 15 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

“Sektor pertanian harus dibereskan. Langkah-langkahnya banyak, utamanya di sektor pertanian hortikultura,” kata Eko saat ditemui di kantor Indef, Jakarta Selatan, Kamis, 29 Desember 2016.

Salah satu ide yang diberikan oleh Eko adalah klasterisasi komoditas pangan. Klasterisasi ini dibagi tiga, yakni komoditas pertanian untuk ekspor, komoditas dengan keterkaitan tinggi dengan inflasi, dan komoditas yang memberikan dampak besar pada pendapatan petani.

Menurut Eko, klasterisasi memperjelas sasaran komoditas tersebut, serta akan melahirkan penanganan yang tepat terhadap komoditas-komoditas tersebut. 

Eko memandang, selama ini, ada komoditas pertanian yang meningkat harganya, tapi kenaikan itu tidak dinikmati petani, tapi para distributor.

Karena itu, selain melakukan klasterisasi, Eko juga menyerukan perlunya perbaikan tata niaga komoditas pertanian. Perbaikan secara institusional, menurut dia, bisa menghasilkan margin yang awalnya dinikmati pedagang, bisa dinikmati petani.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Implikasi perbaikan sektor pertanian akan memiliki implikasi besar, misalnya pada hari raya. Sebab, harga-harga komoditas naik, tapi petani tidak sampai menikmati hasil kenaikan tersebut. “Ada momentum-momentum harga bagus, mendorong petani untuk menanam,” ujar Eko.

Namun, mengingat lahan pertanian yang sempit, Eko mengungkapkan perlunya intensifikasi. Masalah intensifikasi perlu didukung research and development yang kuat. Sampai saat ini diketahui dukungan bagi kegiatan R&D masih kecil.

Dari data yang dimiliki Indef, R&D spending di Indonesia masih kecil dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu baru 0,27 persen dari PDB pertanian. Padahal Malaysia memiliki angka 1,92 persen dari PDB pertanian mereka untuk R&D.

Karena kegiatan R&D yang rendah inilah, penemuan benih unggul yang dihasilkan tak sesuai dengan harapan. Padahal return on investment untuk R&D tinggi, yaitu antara 43 persen sampai 151 persen.

DIKO OKTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

4 jam lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

Konflik Iran dengan Israel berisiko mengancam ketahanan energi Tanah Air.
Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.


Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

2 hari lalu

Konflik Iran dengan Israel berisiko mengancam ketahanan energi Tanah Air.
Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

2 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

2 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

13 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

25 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

27 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

28 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

33 hari lalu

Didin S Damanhuri. dok.IPB
Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi