TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco menandatangani kesepakatan pembentukan perusahaan patungan (joint venture) untuk pengembangan Kilang Cilacap. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Direktur Utama Saudi Aramco Amin Naseer menandatangani kesepakatan hari ini, Kamis, 22 Desember 2016.
Kesepakatan tersebut awalnya ditargetkan diteken pada November 2016. Sebelumnya, Head of Agreement (HoA) telah disepakati kedua belah pihak pada 26 November 2015.
Dwi mengatakan tertundanya penandatanganan karena masih ada empat hal yang belum disepakati. "Tentang crude supply (suplai minyak mentah), control management, lifting, dan valuasi aset," kata Dwi di kantornya, Kamis, 22 Desember 2016.
Terkait suplai minyak mentah, keduanya sepakat bahwa Saudi Aramco mendapatkan hak menyuplai sebanyak 70 persen. Dari sisi kendali manajemen, Pertamina akan menempatkan tiga orang direksi sementara Saudi Aramco dua orang. Sementara untuk lifting, porsi domestik akan ditangani Pertamina dan ekspor bisa dilakukan kedua perusahaan.
Baca: Om Telolet Om, Menhub: Jangan Jadi Aksi Baru yang Mencelakai
Dwi menambahkan pengembangan ditargetkan bisa menambah kapasitas kilang. Kapasitas Kilang Cilacap akan ditingkatkan dari 348 ribu barel per hari (bph) menjadi 400 ribu bph.
Dwi mengatakan biaya investasi pengembangan kilang tersebut sebesar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 65 triliun. Komposisi saham kedua perusahaan sama seperti kesepakatan awal yaitu 55 persen untuk Pertamina dan 45 persen untuk Saudi Aramco.
Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan kenaikan kapasitas memang hanya 50 ribu barel per hari. Namun pengembangan Kilang Cilacap memberikan nilai tambah lain. "Dengan proyek ini, produksi gasoline bertambah 80 ribu barel per hari," kata dia.
Untuk diesel, produksinya naik 60 ribu barel per hari dan avtur 40 ribu barel per hari. Rachmad mengatakan kilang juga akan menghasilkan tambahan produk petrokimia dan lube oil.
Simak:Om Telolet Om, Menhub: Jangan Jadi Aksi Baru yang Mencelakai
Kualitas bahan bakar yang diproduksi Kilang Cilacap pun meningkat. Kompleksitas standar produk yang dihasilkan bisa mencapai Euro 5. Sementara untuk lube bisa Euro 6.
Pengembangan kilang Cilacap merupakan proyek Refinery Development Master Plan Pertamina (RDMP) untuk memenuhi kebutuhan energi negara. Selain Cilacap, proyek RDMP lainnya ialah Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur, Kilang Dumai, Riau dan Kilang Balongan, Jawa Barat.
VINDRY FLORENTIN