TEMPO.CO, Jakarta - Tiga dari 14 kawasan industri prioritas yang dibangun di luar Pulau Jawa mulai beroperasi, yakni Kawasan Industri Sei Mangke, Sumatera Utara; Morowali, Sulawesi Tengah; Bantaeng, Sulawesi Selatan.
"Ketiganya sudah beroperasi. Tiga kawasan industri lain sedang dalam tahap pembangunan, yakni kawasan industri di Konawe, Sulawesi Tenggara; Bitung, Sulawesi Utara; Palu, Sulawesi Tengah," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis, 22 Desember 2016.
Sementara itu, kata Airlangga, delapan kawasan industri lain masih dalam tahap perencanaan, yakni kawasan industri di Teluk Bintuni, Papua Barat; Buli, Maluku Utara; Ketapang, Kalimantan Barat; Landak, Kalimantan Barat.
Selain itu, kawasan industri Batu Licin, Kalimantan Selatan; Tanggamus, Lampung; Kuala Tanjung, Sumatera Utara; Jorong, Kalimantan Selatan.
Baca: Sebut 5 Pahlawan Kafir, Ini Pembelaan Kader PKS
"Pengembangan beberapa kawasan industri memang dari nol, sehingga dibutuhkan waktu tiga hingga lima tahun untuk dapat dibangun dan beroperasi," ujar Airlangga.
Airlangga menambahkan, dalam tiga tahun ke depan, Kementerian Perindustrian juga akan mendorong percepatan pembangunan kawasan industri di Tanjung Buton, Dumai, Berau, Tanah Kuning, Gresik, Kendal, dan Kawasan Industri Terpadu Wilmar di Serang. Sampai saat ini, terdapat 73 kawasan industri yang telah beroperasi di seluruh Indonesia.
Simak:
Om Telolet Om, Menhub: Jangan Jadi Aksi Baru yang Mencelakai
Kontroversi Pemilihan Pahlawan di Uang Baru, Ini Kata BI
GP Ansor Desak Presiden Evaluasi Kinerja Mentan
Tiga kawasan industri yang sudah beroperasi adalah Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara berdiri di atas lahan seluas 2.002 hektare dengan investasi Rp 9,5 triliun, bergerak di bidang industri pengolahan CPO.
Kemudian, kawasan industri di Morowali, Sulawesi Tengah berdiri di atas lahan seluas 1.200 hektare dengan investasi sekitar Rp 49,7 triliun dan bergerak di bidang industri ferronikel.
Selanjutnya, kawasan industri di Bantaeng, Sulawesi Selatan berdiri di atas lahan seluas 3.000 hektare dengan investasi Rp 24,4 triliun dan bergerak di bidang industri ferronikel.
ANTARA