TEMPO.CO, Jakarta - Korporasi konstruksi dan investasi milik negara, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, mengklaim telah mengantongi kontrak baru senilai Rp 53,6 triliun sampai menjelang akhir Desember 2016 atau melampaui target awal Rp 52,8 triliun.
Dengan perolehan tersebut, berdasarkan penjelasan manajemen perseroan, Wijaya Karya mengantongi kontrak sebesar Rp 82,3 triliun sepanjang 2016. Selain kontrak baru, terdapat kontrak bawaan (carry over) Rp 28,67 triliun.
Sejumlah proyek baru yang diperoleh Wijaya Karya sampai pekan kedua Desember antara lain pekerjaan konstruksi kereta cepat Jakarta-Bandung, proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Jakarta, proyek Jalan Tol Gempol-Porong, dan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road.
Proyek lainnya adalah Bendungan Cipanas I, pembangunan hotel, perkantoran dan convention hall milik Grup Puncak Surabaya, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, automated people mover systems Bandara Soekarno-Hatta, serta renovasi velodrome dan Bendungan Kuwil Manado.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Suradi mengatakan perusahaan mendapatkan kepercayaan dari PT Jakarta Propertindo sebagai kontraktor pelaksana dalam proyek LRT Jakarta dengan nilai kontrak Rp 5,29 triliun.
“Rencananya proyek ini akan berlangsung selama 610 hari kalender kerja dengan lingkup pekerjaan yang terdiri atas beberapa komponen utama,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 21 Desember 2016.