TEMPO.CO, Jakarta - Co-Chief Executive Officer Lazada Indonesia, Florian Holm, meramalkan Indonesia akan menguasai pasar perdagangan elektronik (e-commerce) Asia Tenggara dalam waktu 10 tahun. Selain populasi yang besar, dia menilai kemampuan adaptasi teknologi orang Indonesia cukup cepat. “Jangan lupa, banyak kaum muda Indonesia semakin kreatif dalam berbisnis," kata Holm kepada Praga Utama dari Tempo, Rabu dua pekan lalu.
Agar target itu terwujud, para pelaku e-commerce seperti Lazada berupaya menggenjot konsumen dan menambah kemitraan dengan pengusaha lokal, terutama kelas usaha kecil-menengah (UKM). Karena itu, Lazada bersama sejumlah pelaku e-commerce menggelar program diskon besar-besaran dalam momen Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), bulan ini. Seperti apa strategi dan pencapaian mereka dalam acara tersebut, dan bagaimana pandangan Holm terhadap masa depan e-commerce di Indonesia? Berikut ini petikan wawancaranya.
Apa yang dilakukan Lazada pada Harbolnas tahun ini?
Harbolnas adalah acara besar, dan kami sudah bersiap sejak enam bulan lalu. Ada tiga hal yang kami siapkan, yakni promosi dengan menggandeng lebih dari 600 opinion leader untuk membagikan pengalaman belanja dengan Lazada di media sosial, menyiapkan mitra (penjual) untuk menghadapi tingginya pemesanan saat Harbolnas yang bisa melonjak 20 kali lipat, dan menyiapkan logistik agar pengiriman barang tepat waktu. Kami sudah punya jasa pengiriman Lazada Express dan kapasitasnya ditambah.
Baca: Ini Perusahaan Startup Terbaik 2016 Pilihan Jobplanet
Seperti apa kesiapan para mitra Lazada untuk menghadapi tingginya pesanan?
Ini menjadi salah satu yang kami prioritaskan, karena pada kenyataannya para pengusaha kecil belum mampu menangani pesanan yang membeludak. Kami membantu mereka dengan cara membuka penitipan barang di gudang kami. Sehingga, ketika ada pesanan, kami yang akan mengemas sampai mengirimnya. Jadi, sebelum Harbolnas, mereka sudah menyimpan stok di gudang kami.
Pada Harbolnas tahun lalu, banyak konsumen mengeluhkan diskon palsu dan ada modus menaikkan harga setinggi-tingginya sebelum didiskon. Bagaimana Lazada mencegah ini terulang?
Kami punya aturan, jika penjual memberikan diskon terlalu tinggi, sistem kami secara otomatis akan mengecek. Kami melakukan penyaringan dari nilai diskon yang ditawarkan. Sistem akan otomatis menolak jika diskon dan harga yang ditawarkan terlalu tinggi.
Baca: Harbolnas, Penjualan E-Commerce Naik hingga 5 Kali Lipat
Apa saja evaluasi dari Harbolnas tahun lalu?
Tahun lalu kami sukses besar. Agar sukses itu terulang, tahun ini kami melakukan banyak program untuk meningkatkan penjualan. Pada November, kami mengadakan program 11.11. Penjualan pada event ini lebih besar dari Harbolnas tahun lalu, kami berharap di Harbolnas tahun ini penjualan akan lebih besar dari 11.11, ini akan jadi rekor baru bagi kami. Pada program 11.11, kami menjual 675 ribu barang. Di Harbolnas, kami ingin lebih besar dari itu.
Bagaimana dengan penambahan mitra tahun ini?
Kami tidak hanya mengutamakan penambahan penjual, tapi membuat mitra kami lebih besar dari sebelumnya. Kami ingin membuat penjual yang biasanya hanya menjual tiga barang, bisa menjual ratusan. Kalau mereka hanya berjualan kecil-kecilan, perekonomian mereka pun stagnan, mereka tidak akan memiliki karyawan, punya penghasilan lebih untuk membeli rumah atau kendaraan. Kalau sudah bisa tumbuh, efek dominonya sangat bagus. Kami berupaya membawa UKM menjadi perusahan-perusahaan besar.
Apa yang akan dilakukan untuk menambah jumlah konsumen?
Kami ingin lebih interaktif dengan konsumen. Konsumen bisa saling memberikan rekomendasi, melakukan ulasan. Kami juga akan berinvestasi lebih di Lazada Express, karena logistik adalah tantangan terbesar e-commerce.
Edisi lengkap dimuat di Koran Tempo, Senin, 19 Desember 2016 dalam rubrik Ekonomi dan Bisnis.