TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo melanjutkan kunjungan kerja ke Iran pada Rabu, 14 Desember 2016. Sebelumnya, Jokowi bersama rombongan menggelar pertemuan bilateral bersama pemerintah India di New Delhi.
Dari siaran pers yang diterima Tempo, Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, Ketua Parlemen Iran Ali Larijani, dan Pemimpin Agung Iran Ayatollah Seyed Ali Khameinei. Pertemuan digelar di Istana Jomhouri, Sa'dabad.
Baca: Tidak Bisa Nonton Final AFF, Jokowi Minta Timnas Buat Rekor
Rencananya, kedua pimpinan negara akan menyepakati beberapa nota kesepahaman. Nota kesepahaman yang akan ditandatangani di antaranya mengenai ekstradisi, kerja sama kelistrikan, dan kerja sama investasi.
Selain itu, di sektor energi, pemerintah Indonesia akan meningkatkan kerja sama di bidang minyak dan gas, termasuk dalam pengelolaan ladang minyak di Iran dan investasi kilang minyak di Indonesia. Pemerintah menilai Iran merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan energi cukup tinggi. Diversifikasi mitra kerja sama energi dianggap penting untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Baca: Iran Genjot Produksi, Harga Minyak Dunia Terguncang
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan pembicaraan kerja sama melibatkan Pertamina dan National Iranian Oil Company (NIOC). Lalu, melibatkan PT Perusahaan Listrik Negara dengan Mapna Group (Iran Power Plant Projects Management Company). "Kerja sama teknis, terutama di bidang gas turbin, antara Mapna dan PLN," kata Jonan.
Ikut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja ini adalah Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong, serta Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad.
ADITYA BUDIMAN