TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) membidik hak partisipasi (PI) perusahaan minyak milik Repsol di blok Menzel Lejmat North (MLN), Aljazair. Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang menyatakan perusahaan masih bernegosiasi dan belum mencapai kesepakatan.
Bambang mengatakan Repsol hendak menjual hak partisipasinya karena sedang kesulitan keuangan. "Keuangan mereka sedang tidak bagus. Rencananya hak partisipasi mereka akan dijual total," kata dia di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa, 13 Desember 2016.
Bambang mengatakan Pertamina siap membeli hak partisipasi tersebut. "Kami sedang ada uang makanya kami ekspansi," kata dia. Namun, Bambang enggan menyebutkan besaran dana yang disiapkan perusahaan.
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan biaya pembelian hak partisipasi Repsol belum terdaftar dalam belanja modal perusahaan tahun depan. "Kalau masuk, nanti belanja modal akan bertambah lagi," kata dia.
Arief mengatakan Pertamina menyiapkan dana belanja modal senilai US$ 5-6 miliar tahun depan. Dana tersebut akan difokuskan untuk aksi korporasi di Iran dan Rusia serta akusisi blok migas baru. Menurut Arief, sebesar 60 persen belanja modal akan disalurkan untuk sektor hulu.
Repsol memiliki hak partisipasi blok MLN sebesar 35 persen. Pertamina saat ini menguasai sisanya atau 65 persen hak partisipasi di blok MLN. Porsi tersebut didapatkan setelah membeli hak partisipasi ConocoPhillips Algeria Ltd dengan nilai US$1,7 miliar.
VINDRY FLORENTIN