TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah melesat pada awal perdagangan hari ini, Senin, 12 Desember 2016. Minyak mentah jenis Brent pada pukul 06.30 WIB, menguat US$ 2,67 atau 4,91 persen ke US$57 per barel.
Dengan begitu, minyak jenis Brent telah melonjak lebih dari 15 persen sejak OPEC mengumumkan pemotongan pertama dalam delapan tahun. Adapun minyak WTI naik US$ 2,56 atau 4,97 persen ke US$ 54,06 per barel.
Minyak memberikan sinyal siap tembus harga US$ 60 per barel untuk pertama kalinya dalam hampir satu setengah tahun. Hal ini tepatnya setelah Rusia dan negara-negara yang tidak terafiliasi lainnya bergabung dengan OPEC untuk mengurangi produksi. di samping itu, Arab Saudi mengejutkan pasar, karena mengatakan akan memangkas lebih dari yang disepakati sebelumnya.
Negara-negara non-OPEC mengatakan pada Sabtu pekan lalu akan mengurangi output 558 ribu barel per hari. Kesepakatan ini menambah komitmen 30 November OPEC untuk memangkas 1,2 juta mulai Januari 2017.
Perjanjian antara OPEC dan produsen non-OPEC terjadi pertama kali sejak tahun 2001. Ini menggambarkan tekad negara pengeskpor minyak untuk mengakhiri perang pangsa pasar. "Penurunan 558 ribu barel dari non-OPEC bersama dengan kesepakatan OPEC akan total 1,8 juta barel per hari dari pemotongan, yaitu sekitar 2 persen dari produksi global. Hal ini cukup untuk memiliki dampak," kata Thomas Finlon, Direktur Energy Analytics Group seperti dikutip Bloomberg, Senin, 12 Desember 2016.
Rusia sebelumnya telah mengumumkan rencananya untuk memangkas output dengan 300.000 barel per hari tahun depan, turun dari 30 tahun tinggi bulan lalu dari 11,2 juta barel per hari. Pada pertemuan tersebut, Meksiko berjanji untuk memotong 100 ribu barel, Azerbaijan oleh 35 ribu barel dan Oman dengan 40 ribu barel, kata delegasi.