TEMPO.CO, Tangerang - Pemerintah Indonesia melalui PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan memproduksi Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B) secara massal pada 2017 mendatang.
ADS-B merupakan sistem navigasi dalam dunia penerbangan yang mampu menangkap sinyal dan transponder yang dimiliki setiap pesawat sipil dalam radius 200 mil. Dengan sistem ini, pergerakan pesawat akan terdeteksi.
Temuan ini merupakan karya anak bangsa yang menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kualitasnya bagus. Hasilnya mampu bersaing dengan produk Jerman dan Perancis.
"Setara (dengan Perancis dan Jerman) kemampuan sama praktis, tidak ada kesalahan," kata Budi usai kunjungan kerja ke kantor AirNav Indonesia Cabang Utama Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC) di kawasan Bandara Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu, 7 Desember 2016.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Muhamad Nasir mengatakan kementeriannya bertugas melakukan inovasi ADS-B, termasuk melakukan sertifikasi sebelum produksi massal. ADS-B telah melalui riset sejak 2007 dengan dana sekitar Rp 15 miliar.
Saat ini, Indonesia telah memiliki 31 Ground Station ADS-B yang dapat melihat seluruh anggota ruang udara Indonesia. Dengan perincian, untuk fase En-route meliputi 10 Ground Station terintegrasi dengan JATSC dan 21 Ground Station terintegrasi dengan Makassar Air Traffic Service Center (MATSC).
AYU CIPTA