TEMPO.CO, Jakarta - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) kembali menjual sebanyak 5 persen saham kepada investor asing melalui pasar negosiasi. Hal tersebut dilakukan setelah hari ini resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran umum saham perdana atau IPO.
Direktur Utama PT Indopremier Securities Moleonoto selaku penjamin pelaksana emisi IPO mengatakan, pelepasan saham 5 persen itu telah dilakukan sejak tadi pagi melalui skema private placement. "Yang 5 persen itu shareholder, itu dijual secara private placement kepada investor di luar negeri," kata Moleonoto saat memberikan paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 7 Desember 2016.
Baca: IHSG BEI Naik 9,16 Poin
Moleonoto menjelaskan, jumlah harga yang ditawarkan juga sama seperti saham yang ditawarkan di dalam negeri pada saat IPO, yakni Rp 6.500 per lembar saham. Sebelumnya penjamin pelaksana emisi efek memperkirakan harga dalam rentang Rp 6.250 hingga Rp 8.000 per lembar saham.
Mengenai penetapan harga tersebut, menurut Moleonoto, tak hanya mempertimbangkan bisa mendapat harga tertinggi, namun juga melihat kualitas investor. Dengan begitu, saham emiten berkode PRDA itu bisa menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang. "Kami dan manajemen membidik harga di Rp 6.500 untuk mendapatkan keseimbangan antara harga, pendapatan, long end dan short term, dan di harga itu diambil," ucapnya.
Baca: Saham Indocement Turun 375 Poin Menjadi Rp 15.600
Prodia sebelumnya telah melepas 20 persen ke publik atau setara dengan 187,5 juta lembar saham dari modal yang ditempatkan atau disetor penuh melalui IPO. Dari pelepasan saham ke publik, Prodia memperoleh dana segar Rp 1,22 triliun.
Meski demikian, peminat saham Prodia lebih banyak berasal dari investor asing dengan komposisi 73 persen, dan 27 persen investor domestik. Berdasarkan tipenya, sebanyak 95 persen saham dimiliki oleh investor institusi lokal maupun asing, sedangkan sisanya 4 persen dimiliki oleh retail. "Kebanyakan beli di reksa dana karena untuk investasi jangka panjang," kata Moleonoto.
Dengan adanya pelepasan saham ke publik, Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty berharap pertumbuhan pendapatan perseroan dapat terus memgalami peningkatan, karena selama tiga tahun terakhir pendapatan mereka tumbuh rata-rata 10,2 persen. "Kami harapkan dapat tumbuh lebih dari itu untuk tahun depan," kata Dewi.
Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi, menjelaskan bahwa pada semester I 2016, Prodia membukukan pendapatan sebesar Rp 649 miliar, tumbuh 9,8 persen dari Rp 591 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Adapun total aset Prodia mencapai sebesar Rp 591 miliar per 30 Juni 2016. EBITDA Prodia sebesar Rp 100 miliar dan EBITDA margin sebesar 15,5 persen.
DESTRIANITA