TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai masyarakat Indonesia cenderung lebih suka membeli tanah dibandingkan menabung di bank. Inil menjadi salah satu faktor masih rendahnya dana pihak ketiga (DPK) dalam bentuk simpanan atau tabungan terhadap PDB (Produk Domistik Broto).
Faktor lain yang membuat dana pihak ketiga rendah adalah prilaku konsumtif masyarakat Indonesia. "Sebenarnya faktor yang paling banyak pengaruhnya terhadap saving [tabungan] selain konsumsi, ya spekulasi tanah. Bangsa kita itu senang sekali saving di tanah," ujar Darmin seusai Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa, Desember 2016.
Menurut Darmin, perilaku masyarakat ini kurang baik karena akan membuat harga tanah semakin mahal. Darmin menyayangkan belum banyaknya masyarakat yang menyimpan uang di bank. "Ini harus dipikirkan, tidak bisa orang saving itu kerjanya beli tanah, itu tidak sehat. Tapi yang lebih buruk, saving di surat berharga dan perbankan tidak setinggi yang seharusnya," ujar Darmin.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, rasio tabungan terhadap PDB masih relatif rendah, 34,8 persen pada 2015. Padahal, Singapura memiliki rasio tabungan terhadap PDB 49 persen, bahkan Filipina 46 persen.
Perkembangan rata-rata rasio tabungan rumah tangga terhadap total pendapatan di Indonesia juga masih rendah, yakni 8,5 persen. Rasio tabungan rumah tangga penghasilan paling rendah hanya 5,2 persen dan rumah tangga penghasilan tertinggi mencapai 12,6 persen.
Presiden Joko Widodo mengharapkan pada 2019 rasio tabungan terhadap PDB dapat meningkat 75 persen. "Tabungan pada 2019 minimal 75 persen, sekarang masih 35 persen," ujar Jokowi.