TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan dua ruas tol baru, yaitu tol Jakarta-Cikampek II Layang sepanjang 36,4 kilometer dan Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) sepanjang 38, 29 kilometer dengan nilai investasi total Rp28 triliun, segera dimulai setelah badan usaha mendapat kepastian kontrak dari pemerintah.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono berharap kedua pengelola jalan tol tersebut segera melakukan proses konstruksi tanpa perlu menunggu seremoni peletakan batu pertama. Menurutnya, kedua tol tersebut memiliki posisi strategis dalam memecah kepadatan lalu lintas dan mendukung perekonomian.
"Manfaat tol ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi mengatasi kepadatan lalu lintas di wilayah sekitarnya, terutama memperlancar distribusi barang sehingga dapat mengurangi biaya logistik," ujarnya usai penandatanganan kontrak di Kementerian PUPR, Senin, 5 Desember 2016.
Adapun seremoni penandatanganan kontrak jalan tol Jakarta-Cikampek II Layang dilakukan antara Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dengan PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek, serta PT Waskita Bumi Wira untuk ruas tol KLBM. PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek merupakan konsorsium yang terdiri dari 80 persen Jasa Marga dan 20 persen PT Ranggi Sugiron Perkasa. Sementara PT Waskita Bumi Wira 55 persen sahamnya dimiliki PT Waskita Toll Road, 25 persen PT Energy Bumi Mining, dan 20 persen PT Panca Wira Usaha.
Menteri Basoeki menambahkan, kedua ruas tol tersebut juga menjadi ruas prakarsa pertama yang mendapatkan penjaminan pemerintah melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia. Selain itu, proyek tol ini memberikan subsidi silang bagi pembangunan Trans Sumatera ruas Terbanggi Besar-Kayu Agung. Sepanjang 12 kilometer ruas jalan itu disumbang PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek dan 25 kilometer dari PT Waskita Bumi Wira.
Baca Juga:
Khusus untuk pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II Layang, pihaknya juga telah menugaskan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR melakukan koordinasi proses konstruksinya. Pasalnya, proyek tersebut akan dibangun bersamaan dengan dua proyek lain, yaitu Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek serta kereta api cepat Jakarta-Bandung.