TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu mitra dagang terbesar bagi Hong Kong. Nilai transaksi perdagangan yang terjadi antara dua negara periode Januari-Oktober 2016 mencapai US$ 3,9 miliar, dengan nilai ekspor Hong Kong ke Indonesia mencapai US$ 2,1 miliar dan nilai impor dari Indonesia adalah US$ 1,8 miliar.
Direktur Indonesia Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) Leung Kwan Ho mengatakan hal tersebut kepada pers, di Jakarta, Jumat, 2 Desember 2016. Dia mengatakan produk-produk karya asli bangsa Indonesia sangat diminati di Hong Kong. Salah satunya tas kulit ular Covet Bag asal Jakarta, yang dijual US$ 250.
Menurut dia, saat ini, Indonesia adalah produsen kulit ular terbaik di dunia. Ini yang membuat tas kulit ular asal Indonesia dicari buyer dunia. Salah satunya lewat Pameran Dagang Hong Kong.
Karena itu, Leung berharap lebih banyak lagi perusahaan Indonesia yang mengeksplorasi peluang bisnis dan memasuki pasar global melalui pameran HKTDC yang akan berlangsung di Hong Kong pada Januari 2017.
Ada beberapa pameran internasional pada Januari 2017, meliputi fashion, mainan, produk bayi, dan alat tulis, yakni HKTDC Hong Kong Toys & Games Fair digelar pada 9-12 Januari 2017, HKTDC Hong Kong Baby Products Fair dan International Stationery digelar pada 9-12 Januari 2017, serta HKTDC Hong Kong Fashion Week for Fall/Winter digelar pada 16-19 Januari 2017.
Leung menjelaskan, pameran ini akan menyediakan platform satu atap untuk peserta pameran bertemu dengan pembeli berkualitas dari seluruh dunia.
"Pameran ini akan menjadi platform ideal bagi para pembeli dagang untuk mencari informasi mengenai gaya dan tren terhangat dari Hong Kong untuk memenuhi permintaan kelas menengah di Asia yang terus berkembang," katanya.
HKTDC setiap tahun menyelenggarakan lebih dari 30 pameran untuk mempertemukan pembeli dan pemasok dari kedua negara. Pameran itu telah menarik lebih dari 36 ribu peserta pameran dan lebih dari 711 ribu pengunjung dari seluruh dunia.
ANTARA