TEMPO.CO, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia mengirimkan satu unit pesawat CN235-220M Multi Purpose pesanan Thai Aviation Industry untuk dipergunakan Royal Thai Police yang memiliki kemampuan mengemban 5 misi. “Pesawat ini mempunyai 5 konfigurasi yaitu sebagai pesawat VIP, troop transport, medical evacuation, passenger transport, dan cargo yang dapat dibongkar pasang sesuai dengan kebutuhan operasional Royal Thai Police,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso di Bandung, Jumat, 25 November 2016.
Budi mengatakan, pembuatan pesawat ini merupkaan implementasi Industrial Colaboration Agreement antara Thai Aviation Industry Co., perusahaan milik negara Thailand, dengan PT Dirgantara Indonesia yang diteken keduanya sejak September 2013 lalu. “Secara bertahap PT Dirgantara akan membantu membangun kemampuan Thai Aviation Industry dalam bidang perawatan dan pemeliharana pesawat CN235,” kata dia.
Menurut Budi, pesawat itu dikirim hari ini dengan diterbangkan oleh test pilot PT Dirgantara, Kapten Ester Gayatri dari Bandara Husein Sastranegara menuju Bandara Internasional Hat Yai, Thailand dengan lama penerbangan 5 jam. Besok, 26 November 2016 melanjutkan penerbangan menuju Bandara Internasional Don Muang, Bangkok, Thailand, untuk diserahkan pada Royal Thai Police.
Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia Budiman Saleh mengatakan, kerjasama industri dengan Thai Aviation Industry salah satunya untuk pengerjaan perawatan pesawat-pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia yang dipergunakan negara itu. “Hal-hal yang diluar kemampuan mereka untuk major repairs dan lain-lainya, kami kirim kru ke sana,” kata dia di Bandung, Jumat, 25 November 2016.
Budiman mengatakan, Royal Thai Police misalnya, sudah memiliki 2 unit CN235-220 yang dibeli lewat Cassa. Selain itu, Kementerian Pertanian Thailand juga mengoperasikan sedikitnya 8 unit CN212 setiap hari untuk membuat hujan buatan di negara itu. “Jadi mereka harus punya kemmampuan perawatan pesawat,” kata dia.
Menurut Budiman, kerjasama industri dengan Thai Aviation Industry juga mencakup penjualan pesawat. Thai Aviation Industry misalnya membeli CN235-220M yang dikirim hari ini untuk dipergunakan oleh Royal Thai Police. “Royal Thai Police punya keinginan pesawatnya mampu digunakan untuk berbagai fungsi. Harus bisa medical evacuation, kargo transport, troop transport, passenger transport, bisa juga untuk VVIP, 5 itu mereka ingin punya tapi dananya cuma mampu untuk 1 pesawat,” kata dia.
Budiman mengatakan, PT Dirgantara bersama Thai Aviation bekerjasama membangun pesawat dengan 5 kemampuan itu dengan cara membangun CN235 yang bisa dibongkar pasang untuk memenuhi kebutuhan konfigurais misi-misi itu. Diantaranya pintu belakang yang bisa dibuka untuk operasi terjun payung, penempatan rel dan rak untuk medical evakuasi, hingga penempatan kursi 4 penumpang VVIP dengan 12-14 kursi bagi rombongan stafnya. “Ini bisa dilepas,” kata dia.
Dengan 5 konfigurasi dalam 1 pesawat itu harganya jauh lebih mahal ketimbang harga normal pesawt CN235. “Ini kita jual 31 juta Dollar AS. Kalau normal sekitar 26-28 juta Dollar AS,” kata Budiman.
Budiman mengatakan, tawaran PT Dirgantara Indonesia mengalahkan konfigurasi yang ditawarkan pesaing tender kala itu yakni Bombardier Q400-8 dan Dornier. “Bagi Royal Thai Police, ini pesawat kedua mereka,” kata dia.
Pelepasan pesawat CN235-220M Multi Porpose yang akan mejalani penerbangan menuju Thailand itu disaksikan oleh Menteri Pertahanan Rymaizard Ryacudu bersama Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto. Ryamizard meminta agar PT Dirgantara terus melakukan inovasi dan membuak kerjasam dengan negara lain untuk menghasilkan produk pesawat dengan teknologi terbaru.
Sedikitnya sudah 300 unit dari beragam seri pesawat CN235 yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia di dunia. Sejumlah negara telah menggunakan pesawat ini diantaranya Venezuela, Uni Emiart Arab, Brunei Darussaalm, Turki, serta Korea Selatan. Thailand merupakan pengguna kedua pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia, setelah Korea Selatan. Pesawat pesanan CN235-220 M ini punya kelebihan mampu tinggal landas di landasan pendek, mengangkut 49 penumpang, serta memiliki ramp door di bagian belakang.
AHMAD FIKRI