TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berjuang selama sembilan tahun, David Aditya Seky Soeryadjaja akhirnya memperoleh minyak. Cucu tertua William Soeryadjaya ini merayakan upacara "minyak pertama"-nya di Hotel Grand Hyatt, Selasa, 22 November 2016.
Pada saat yang sama, dan tersambung melalui jalur video, upacara serupa juga dilakukan di ladang minyak di Jambi.
Sebagai CEO dari PT Hexindo Gemilang Jaya-Lemang PSC, David mulai menggarap blok minyak Tanjung Jabung Barat ini pada 2007. "Waktu itu saya tidak tahu banyak soal migas, tapi diberi tahu bahwa bisnis migas sangat prospektif, maka saya masuk," kata pria berewok 38 tahun ini.
Putra sulung Edward Soeryadjaya ini pun mulai mengenal rumitnya bisnis migas. "Ternyata izin yang harus diurus saja lebih dari seratus," ujarnya. Namun, berkat dorongan ayahnya yang "keras kepala", David maju terus. Ia mencari pendanaan, membangun jalan dalam enam bulan yang begitu terkena hujan lebat menghilang dan harus membangun lagi. Tentu tak cuma tenaga dan waktu yang terkuras, tapi juga dana.
Namun, karena sudah "tercebur", David pantang menyerah. "Yang menggerakkan saya adalah harapan," tutur David.
Kini, minyak pertama sudah mengalir untuk dijual ke Pertamina. "Jadi dolar pertama dari proyek ini saya akan terima bulan depan," katanya. Produksi di ladang pun terus ditingkatkan.
"Saya harapkan produksi akan mencapai 10 ribu barel per hari," ujar David. "Inilah manfaatnya mempunyai harapan."
Acara ini, selain ayahnya, juga dihadiri neneknya dan ratusan tamu lain.
BHM