TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan Indonesia masih berminat bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP), meski beberapa negara—termasuk Amerika Serikat menyatakan akan menarik diri. “Kita tetap jalan,” kata Enggar di kantornya, 22 November 2016.
Enggar sendiri mengaku cukup terkejut dengan langkah Trump. “Mereka sebagai negara penggagas atau leader tapi malah akan menghentikan dan menarik diri," ujarnya. Kerangka kerja sama perdagangan bebas TPP memang diinisiasi Barack Obama. Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2011 di Honolulu, Hawaii, Obama secara masif mempromosikan TPP.
Menurut Enggar, kampanye Trump sebelum terpilih sebagai presiden memang cenderung menutup diri. Meski, menurut dia, hal itu sah saja karena kelesuan ekonomi global membuat setiap negara cenderung menutup diri. "Memang penyampaiannya terkadang terlalu vulgar dan menjadi ancaman pada era globalisasi," tuturnya.
Peluang dan tantangan TPP pun masih terus dikaji. Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti mengatakan, "Jadi atau tidak akan tetap dikaji karena TPP ini telah dirancang sebelum Donald Trump terpilih.”
Menurut Tjahya, pengkajian TPP sampai saat ini masih berlanjut di Kementerian Perdagangan. "Perubahannya bagaimana, masih belum dapat dibuka dan kami juga belum bicarakan dengan menko," katanya.
Adapun presiden baru terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan perdagangan bebas bernama Trans Pacific Partnership (TPP). Dalam video rencana seratus harinya, Trump menyatakan akan menarik Amerika Serikat dari TPP pada hari pertama dia menjalankan tugasnya di Gedung Putih pada 20 Januari 2017. Menurut Trump, perjanjian TPP menghancurkan lapangan kerja di negerinya.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memberikan tanggapan. Seperti dikutip Reuters, Abe—yang ikut datang dalam acara perkumpulan pemimpin negara anggota TPP di Lima, Peru, Sabtu pekan lalu—mengatakan, "TPP akan tidak berarti tanpa Amerika Serikat.”
Sebelumnya, Vietnam telah lebih dulu menyatakan akan mundur dari keanggotaan TPP. Sebab, sikap Amerika Serikat makin meragukan setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden. “Amerika Serikat telah mengumumkan untuk menunda submisi TPP ke parlemennya. Dengan demikian, tak ada lagi alasan yang cukup bagi Vietnam untuk meratifikasi perjanjian itu,” ucap Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc seperti dikutip Reuters, 17 November 2016.
Menurut Phuc, negaranya telah memiliki 12 perjanjian perdagangan dengan berbagai mitra dan kawasan lain. “Bergabung dengan TPP merupakan hal baik. Namun, tanpa itu pun, kami akan melanjutkan integrasi ekonomi melalui program-program yang telah kami ikuti.”
ODELIA SINAGA PINGIT ARIA