TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengusulkan agar APEC membangun kesepakatan yang lebih baik daripada Trans Pacific Partnership. Ini diungkapkan Kalla dalam dialog dengan Aliansi Pasifik dalam pertemuan APEC di Lima, Peru.
"Apabila TPP tidak terealisasi, Indonesia mengusulkan agar APEC, yang anggotanya juga termasuk sebagian negara ASEAN dan Aliansi Pasifik, dapat membangun kesepakatan yang lebih baik daripada TPP", kata Kalla dalam siaran Sekretariat Wakil Presiden, Ahad malam, 20 November 2016. Hal itu diungkapkan Kalla di hari pertama KTT APEC pada Sabtu, 19 November 2016.
Pertemuan dengan Aliansi Pasifik ini membahas peluang kerja sama APEC dan Aliansi Pasifik. Para pemimpin kedua organisasi regional tersebut juga mendiskusikan mengenai masa depan perjanjian perdagangan TPP.
Kekhawatiran tidak terealisasinya TPP ini mengemuka setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika pada pemilihan 8 November lalu. Dalam kampanyenya, Trump berencana menerapkan kebijakan proteksionis untuk melindungi industri dalam negeri Amerika.
Pada hari pertama APEC Economic Leaders's Meeting (AELM), Kalla bersama 21 Pemimpin Ekonomi APEC mengikuti tiga pertemuan penting, yaitu Dialog dengan para pemimpin dunia usaha APEC (ABAC Dialogue with Leaders); Dialog Informal Kedua dengan Aliansi Pasifik; dan Dialog Informal dengan CEO Facebook.
Saat dialog dengan para pengusaha, Kalla mendorong APEC untuk bekerjasama memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pelatihan, lessons learned, dan pembukaan akses pasar yang lebih luas. Kalla juga menekankan pentingnya peran UMKM dalam membantu pengentasan kemiskinan yang merupakan tujuan pertama Sustainable Development Goals (SDGs).
Selain itu, Kalla juga berpartisipasi dalam pertemuan para pemimpin ekonomi APEC dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg yang mengangkat tema "Konektivitas Digital". Kalla menyampaikan Indonesia menyambut baik gagasan Zuckerberg untuk mendorong konektivitas di daerah terpencil, tersebar, dan luas seperti Indonesia melalui teknologi drones yang digerakkan tenaga surya.
Teknologi ini, kata Kalla, dapat membantu meningkatkan konektivitas termasuk dalam menggerakkan perekonomian antardaerah di Indonesia. Daerah yang dimaksud khususnya di daerah terpencil dan kawasan 3T (tertinggal, terluar, terdepan).
Pertemuan AELM akan berlangsung pada 19-20 November 2016 dengan mengambil tema "Quality Growth and Human Capital Development: Foundations for Sustainable Growth in the Asia-Pacific". Kalla yang memimpin delegasi Indonesia didampingi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, serta Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir.
AMIRULLAH