TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Rosan Perkasa Roeslani mengatakan pangsa pasar ekspor usaha mikro, kecil, dan menengah hanya 15,8 persen. Kontribusi ekspor ini sangat tertinggal dari negara-negara ASEAN. Di Thailand, misalnya, kontribusi UMKM terhadap ekspor mencapai 29,5 persen. Sedangkan di Filipina mencapai 20 persen.
"Yang menjadi masalah adalah konsistensi dari segi kualitas dan kuantitas. Mereka punya kendala dengan produksi itu sendiri," kata Rosan dalam Rapat Kerja Nasional Kadin di Hotel Sari Pan Pacific, Senin, 21 November 2016.
Baca: Akun Instagram Menteri Sri Mulyani Kebanjiran Follower
Menurut Rosan, pelaku UMKM sering kewalahan memenuhi permintaan ekspor yang terlalu besar. Akibatnya, aktivitas ekspor hanya berjalan sesekali.
Kendati demikian, peran UMKM yang mencapai 57,9 juta atau 99,9 persen dari jumlah pelaku usaha nasional ternyata berkontribusi terhadap kesempatan kerja sebesar 97 persen. Sebanyak 107,9 juta tenaga terserap dari peluang ini. "Karena itu, kami dorong agar UMKM terlebih dulu menjadi tuan rumah di negeri sendiri, " ujar Rosan.
Simak: Yakin Kesepakatan APEC Tercapai, Harga Minyak Melonjak
Adapun industri ekonomi kreatif tumbuh 5,76 persen pada 2015 dengan nilai tambah Rp 641,8 triliun atau 7 persen terhadap PDB. Sektor ini menyerap 11,8 juta tenaga kerja atau 10,7 persen dari angkatan kerja. Jumlah unit usaha mencapai 5,4 juta unit atau 9,7 persen dari total unit usaha.
Dibandingkan dengan UMKM, sektor industri ekonomi kreatif menyumbang ekspor lebih rendah, yaitu 5,7 persen, dari total ekspor nasional. Nilainya hanya Rp 118 triliun. Beberapa negara yang berhasil membuat sektor ekonomi kreatif dan punya kontribusi besar terhadap PDB adalah Amerika Serikat (11,12 persen), Thailand (9,5 persen), dan Korea Selatan (8,67 persen).
PUTRI ADITYOWATI