TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi petugas gabungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan serta Badan Narkotika Nasional yang menggagalkan penyelundupan narkotika jenis sabu dan Happy Five di kawasan pergudangan Kosambi, Dadap, Tangerang.
Menurut Sri Mulyani, operasi tersebut merupakan operasi yang berbahaya.
"Operasi ini sangat berbahaya karena pelaku memiliki senjata api. Karena itu, saya betul-betul menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada petugas Bea-Cukai dan BNN yang menelusuri kasus ini sampai menangkap pelaku," kata Sri Mulyani dalam konferensi persnya di kantor BNN, Jakarta Timur, Jumat, 18 November 2016.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan bersama Badan Narkotika Nasional menggagalkan penyelundupan sabu seberat 100,615 kilogram pada Selasa lalu. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam penggerebekan di Kosambi, Dadap, Tangerang, itu ditemukan pula 300.250 butir Happy Five.
Dalam operasi tersebut, petugas juga menangkap seorang tersangka YJ, 33 tahun, warga negara Taiwan, serta dua tersangka lainnya, ZA (31 tahun), warga negara Indonesia, dan HCHL (35 tahun). Tersangka terancam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Awalnya, BNN mendapat informasi mengenai rencana importasi narkoba yang disamarkan melalui barang furnitur dari Taiwan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Setelah diperiksa dan terindikasi narkoba, Bea dan Cukai pun terus memantau pergerakan barang hingga diantarkan menuju sebuah gudang di kawasan Kosambi, Dadap, Tangerang.
Pada Selasa lalu, petugas menyergap dua tersangka, ZA dan HCHL, yang hendak keluar dari kawasan tersebut dengan mengendarai sebuah mobil. Namun, saat hendak ditangkap, keduanya melawan dan melepaskan tembakan untuk melarikan diri. Petugas pun terpaksa melumpuhkan kedua tersangka hingga tewas di tempat.
ANGELINA ANJAR SAWITRI