TEMPO.CO, Jakarta – Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan Selasa, 15 November 2016, diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahan. Analis ekonomi dari MNC Securities, Edwin Sebayang, mengatakan, di dalam negeri, aksi jual atau net sell dari investor asing masih berlanjut hingga minggu ke-10 pada perdagangan kemarin, mencapai Rp -11.46 triliun.
"Net buy asing turun 29,11 persen dari level tertingginya menjadi Rp 27,91 triliun," ujar Edwin melalui pesan tertulis, Selasa, 15 November 2016.
Dari domestik, menurut Edwin, sentimen dipengaruhi isu politik berbau ras, yakni penyelesaian kasus penistaan agama yang akan diumumkan pada Jumat, 18 November 2016.
Selain itu, sentimen didukung oleh kombinasi kembali turunnya sejumlah harga komoditas, seperti EIDO sebesar 4 46 persen, minyak turun 3,4 persen, harga emas turun 2,52 persen, Nickel turun 2,86 persen, dan Tin turun 0,49 persen.
"IHSG diperkirakan berpeluang turun di bawah level 5.200," tutur Edwin. Ia memperkirakan IHSG akan berada dalam kisaran support 5.180 dan resistan 5.265.
Eforia terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS terus berlanjut karena Wallstreet mempersepsikan Trump akan membawa perubahan bagi ekonomi AS, terjadinya reformasi perpajakan AS baik bagi korporasi dan individual, serta renegosiasi tarif dan bea masuk perdagangan internasional.
Selain itu, perusahaan besar AS akan merepatriasi dananya masuk ke AS, yang membuat belanja infrastruktur meningkat dan mendorong terjadinya deregulasi di sektor keuangan.
Tadi malam, di Wallstreet Indeks ditutup menguat. Indeks Dow Jones menguat 39,78 atau 0,21 persen ke level 18.847.66. Adapun Indeks Nasdaq menguat 28,32 atau naik 0,54 persen ke 5.237.11.
DESTRIANITA