TEMPO.CO, Yogyakarta - Ekonom Universitas Gadjah Mada, Tri Widodo, memperkirakan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 bakal berimbas pada kinerja ekspor Indonesia. “Ekspor RI ke AS bisa turun 10 persen,” ujarnya ketika dihubungi, Senin, 14 November 2016.
Penurunan ekspor ke negara Abang Sam itu, menurut Tri, tak berbeda dengan tren melemahnya pengiriman barang sejak 2014 silam. Berdasarkan data BPS, nilai transaksi ekspor secara nasional turun yakni hingga 9,4 persen pada 2014.
Tri menjelaskan, penurunan kinerja ekspor tersebut terjadi karena imbas krisis global yang membuat Amerika terus mengurangi impor barangnya. Untuk Yogyakarta, dampak kebijakan Trump paling terasa bagi menurunnya ekspor industri tekstil. “Ekspor barang-barang dari kulit dan sarung tangan yang diekspor ke AS juga akan tergerus,” katanya.
Selain itu, ekspor makanan, minuman, furnitur, kertas, dan alat olahraga dari Yogyakarta ke AS juga akan terganggu. Trump, kata Tri, dikenal hendak menggiatkan bisnis AS yang anti-perdagangan bebas supaya produk dalam negeri AS terserap. Trump juga hendak mengkaji ulang perdagangan bebas dengan Kanada dan Meksiko yang dikenal dengan North American Free Trade Agreement atau NAFTA.
Selain itu, Trump juga hendak mengkaji blok perdagangan bebas Trans Pacific Partnership atau TPP. Dengan kebijakan ekonomi Trump, imbasnya terhadap tarif ekspor Cina ke AS naik hingga 45 persen dan Meksiko naik 35 persen. Pemerintah Indonesia saat ini sedang membahas keikutsertaan dalam TPP.
Data Badan Pusat Statistik DIY menunjukkan Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor terbesar. Nilai ekspor ke AS pada September 2016 mencapai US$ 8.275.898 atau 34,70 persen dari total nilai ekspor sebesar US$ 23.850.424. Total nilai ekspor pada September turun 6,20 persen dibanding Agustus 2016.
Komoditas terbesar yang dikirim ke AS di antaranya pakaian jadi bukan rajutan, perabot, penerangan rumah, barang-barang dari kulit. Ada pula barang rajutan, kertas atau karton, bulu unggas, bahan kimia organik, dan plastik.
Wakil Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Rumekso Setiyadi mengatakan terpilihnya Trump sebagai Presiden AS akan memberatkan dari sisi pajak impor. Para importir furnitur AS akan membebankan pajak itu ke harga barang yg dibeli konsumen. “Imbas Trump ini jangka pendek karena AS tidak mungkin penuhi kebutuhan barang sendiri,” tuturnya.
Kepala Bidang Perdangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta, Rahayu Sri Lestari, mengatakan terpilihnya Trump sebagai Presiden AS akan berdampak terhadap ekspor dari daerah tersebut. Pemerintah mendorong pengusaha melakukan panetrasi pasar baru dan mempertahankan pasar yg sudah ada. Di antaranya negara-negara Eropa Timur, Korea, Cina, negara-negara ASEAN, Afrika Selatan, dan Australia. “Pemerintah juga gencar promosi langsung, kerja sama dengan perwakilan luar negeri, dan memanfaatkan promosi digital,” kata Rahayu.
SHINTA MAHARANI