TEMPO.CO, Jakarta - Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap Indonesia. Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan kebijakan proteksionis yang dilakukan Donald Trump sebagai presiden akan berdampak terhadap sejumlah investasi Amerika Serikat di Indonesia.
Menurut Faisal, kebijakan Trump akan lebih proteksionis, bukan hanya terhadap pasar dalam negeri mereka, tapi juga ke investasi di luar negeri. "Sedapat mungkin tidak ada gangguan, termasuk investasi di Indonesia," kata Faisal kepada Tempo, saat dihubungi pada Rabu, 9 November 2016.
Faisal mengatakan kebijakan yang bisa terpengaruh termasuk negosiasi perpanjangan kontrak Freeport dan persoalan pembangunan smelter. Jika sewaktu-waktu pemerintah Indonesia mengubah kebijakan, itu akan menjadi perhatian besar pemerintahan Trump.
Dari sisi perdagangan, kondisi perekonomian global yang sedang melemah memang menyebabkan negara-negara lebih inward looking. Dalam artian, mereka akan memaksimalkan potensi ekonomi dalam negeri masing-masing.
Faisal memperkirakan, Trump akan memasang hambatan non-tarif untuk menjaga pasar dalam negeri mereka. Hambatan non-tarif, kata Faisal, tak memiliki ukuran yang jelas, dan banyak bentuknya. "Misalnya penetapan kuota impor."
Faisal memaparkan jumlah hambatan non-tarif di Amerika Serikat merupakan yang terbanyak, yaitu sebanyak 4.700 hambatan. Indonesia, menurut Faisal, hanya memiliki 300 hambatan non-tarif. "Di balik kampanye perdagangan bebas, masih tinggi itu hambatan."
DIKO OKTARA