TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, 7 November 2016, dibuka di zona merah di level 5.361,023. Sebelumnya, penutupan perdagangan pada Jumat pekan lalu IHSG ditutup di teritori positif, menguat 33,15 poin (0,62 persen) di 5.362,66.
Pukul 09.07 WIB, berdasarkan pantauan di RTI Business, IHSG terus melanjutkan koreksinya, turun 15,69 poin atau 0,29 persen ke level 5.346,96. Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 89 saham menguat, 60 saham melemah, 72 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan.
Dari sepuluh indeks sektoral, lima sektoral menguat, dipimpin sektor pertambangan yang naik1,1 persen. Adapun indeks konsumer dan keuangan koreksi masing-masing 0,5 persen dan 0,4 persen.
Dari kawasan Asia, hanya Indeks Shanghai Cina yang ikut mengalami koreksi, yakni 0,13 persen ke level 3.121,38. Adapun Indeks Nikkei Tokyo Jepang menguat 1,28 persen ke level 17.121,69. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,31 persen ke level 22.712,94, dan Indeks Strait Times Singapura naik 0,58 persen ke level 2.804,85.
Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan fluktuatifnya pergerakan indeks pada perdagangan hari ini dipicu berbagai sentimen negatif dari pasar global dan kawasan, serta domestik.
Pasar cenderung menunggu dan melihat (wait and see) menyikapi isu pemilihan presiden di Amerika Serikat. Selain itu, pasar akan dipengaruhi oleh meningkatnya kemungkinan The Fed menaikkan tingkat bunganya pada pertemuan Desember setelah data-data ekonomi Amerika Serikat yang keluar memperkuat rencana kenaikan tersebut.
Dari sentimen domestik, pasar masih tertuju pada isu politik lokal dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama, yang diperkirakan dapat mengancam stabilitas politik dan keamanan Ibu Kota.
"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.330 dan resisten di 5.400 cenderung koreksi," ujar David Sutyanto dalam pesan tertulisnya.
DESTRIANITA