TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad mengatakan risiko bisnis perbankan di kuartal IV tahun ini sudah mulai berkurang. Rasio kredit macet (NPL) juga sudah mulai menurun.
"Risiko kredit sudah menyusut, karena NPL per September sudah turun jadi 3,1 persen," ujar Muliaman, di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 7 November 2016.
Tak hanya angka kredit bermasalah yang membaik, Muliaman mengatakan pertumbuhan kredit perbankan juga sudah meningkat. "Iya sudah menggeliat lagi, istilahnya sudah mantul ke atas," katanya.
Menurut Muliaman, pertumbuhan ekonomi juga menjadi indikator yang harus diperhatikan untuk menjadi stimulus pertumbuhan kredit. "Kita lihat lagi karena kan pertumbuhan ekonomi belum terlalu fantastis."
Baca: Analis: Harga Batu Bara Bakal Masih Menjanjikan hingga 2017
Pertumbuhan ekonomi di akhir tahun diprediksi berada di kisaran batas bawah di atas 5 persen. "Tapi tren positifnya sudah keliatan, NPL turun dan kredit naik," ucap Muliaman.
Muliaman berujar sektor yang sudah mulai pulih kembali adalah retail dan komoditas. Dia pun berharap NPL tahun depan bisa ditekan atau berada di bawah 3 persen. "Pelan-pelanlah," ujarnya. Sebelumnya, Muliaman merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini yaitu berada di level 6 hingga 8 persen.
OJK juga akan terus memantau pertumbuhan kredit ke depannya. Hal ini seiring terjadi peningkatan di akhir tahun. Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate ke level 4,75 persen.
GHOIDA RAHMAH