TEMPO.CO, Jakarta - Sampai menjelang berakhir jam kerja kantor dan penutupan bursa, kekhawatiran terhadap demo 4 November berakhir ricuh tidak terbukti. Aksi demo yang digelar sejumlah ormas Islam sejak tengah hari seusai Salat Jumat itu berlangsung damai.
Kondisi yang kondusif ini memberikan sentimen positif terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan dan rupiah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan Jumat, 4 November 2016 ditutup di zona hijau atau menguat 33,158 poin (0,62 persen) ke level 5.362,660. Padahal hingga siang IHSG masih bergerak di zona merah sejak dibuka melemah di level 5.310,782.
Sementara rupiah, berdasar data perdagangan dari Reuters, kurs rupiah ditutup menguat tipis ke level Rp 13.065, dari posisi pembukaan pagi tadi di Rp 13.070.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara mengatakan kurs rupiah dalam level yang aman atau tidak terpengaruh signifikan oleh aksi demonstrasi besar. "Aman-aman saja, tidak ada yang mengkhawatirkan," kata Mirza, saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat, 4 November 2016.
Mirza mengatakan BI akan terus memantau pergerakan rupiah dan juga kondisi makro ekonomi lainnya. Terlebih, aksi demonstrasi hari ini berlangsung kondusif. "BI memonitor saja."
Baca: Unjuk Rasa 4 November, Begini Nilai Tukar Rupiah Menurut BI
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan demonstrasi hari ini tak mengganggu perdagangan saham di pasar modal. "Investor cukup rasional melihat demo hari ini tidak berdampak pada ekonomi nasional dan kondisi demo pun berjalan aman sehingga tidak mengganggu pasar," katanya.
Menurut Josua, pelaku pasar lebih menantikan pertumbuhan ekonomi kuartal III yang diperkirakan berada di kisaran 5,0-5,1 persen terhadap produk domestik bruto. "Ini turut memengaruhi sentimen pasar."
Aktivitas bisnis juga tidak terganggu aksi demonstrasi. Sejumlah pusat perbelanjaan tetap buka seperti biasa. Bahkan, di beberapa mal, jumlah pengunjung terpantau naik. "di Mal Gandaria City dan Kota Kasablanka, pengunjungnya malah nambah," kata Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan kepada Tempo, Jumat siang.
Menurut Ridwan, para pengelola pusat perbelanjaan juga tetap beroperasi seperti normal. "Hanya memang ada peningkatan keamanan untuk antisipasi, tapi kegiatan tetap berjalan biasa."
Meski belum bisa menghitung besaran peningkatan kunjungan di sejumlah mal, tapi Ridwan berpendapat, hal itu terjadi karena konsumen memilih mengunjungi pusat perbelanjaan yang berjauhan dari lokasi demonstrasi. "Yang di daerah Jakarta Selatan jadi lebih ramai."
Baca juga: Rizieq Shihab: Sumber Dana Aksi 4 November 'Unlimited'
Semetara pusat perbelanjaan di wilayah Jakarta Pusat yang dekat dengan lokasi demonstrasi mengalami penurunan pengunjung, meski tak signifikan. "Penyebabnya bukan karena orang takut, tapi kemacetan di daerah Jakarta Pusat, jadi mal sepi," ucap Ridwan.
Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan pengusaha tidak terganggu dengan aksi demo."Kami tenang-tenang saja. Inikan urusannya pilkada," katanya.
Bank Indonesia tetap beroperasi dan beraktivitas seperti biasa. Semua layanan dan fasilitas BI juga tetap dijalankan, tanpa terpengaruh dengan aksi demonstrasi.
" BI tetap buka seperti biasa, dengan jam kerja dari pagi sampai sore," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, kepada Tempo.
Tirta mengatakan seluruh layanan fasilitas dari BI, seperti kas, Sistem Kliring Nasional (SKN) BI, dan Real-Time Gross Settlement (RTGS) juga tetap beroperasi seperti biasa.
Seluruh karyawan BI termasuk dia dan dewan gubernur BI juga tetap menjalankan tugas dengan normal. "Tidak ada pemulangan karyawan lebih cepat," kata Tirta.
GHOIDA RAHMAH|PUTRI ADITYOWATI|PRAGA UTAMA
Simak pula:
Rizieq Hanya Mau Bertemu Jokowi, Ini Tanggapan Wiranto
Kwang-soo Berpose Telanjang, Bagian Tubuh Ini yang Diekspos
Bukan Honor Tinggi,Ini Sebab Syahrini Buka Konser Air Supply