TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah melemah ke level terendah sejak September menyusul spekulasi bahwa kelebihan pasokan global akan berlanjut.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember turun 68 sen atau 1,5 persen ke posisi US$ 44,66 per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak 23 September. Adapun Brent untuk pengiriman Januari turun 51 sen atau 1,1 persen ke US$ 46,35 per barel di ICE Futures Europe Exchange. yang berbasis di London, dan merupakan penutupan terendah sejak 27 September.
Seperti dikutip Bloomberg, produsen di Laut Utara pada Desember meningkat 10 persen month on month (mom) menjadi sekitar 2,16 juta barel per hari. Harga minyak mentah jatuh pada sesi perdagangan sebelumnya setelah Badan Administrasi Energi Amerika Serikat menyatakan stok minyak meningkat 14,4 juta barel pekan lalu.
"Jika Anda adalah kaum bullish, Anda pasti kecewa," kata Kyle Cooper, Direktur Penelitian IAF Advisors, seperti dikutip Bloomberg. "Pasar mengabaikan laporan persediaan bullish dalam beberapa pekan terakhir, kemudian runtuh setelah data yang bearish kemarin. Perbedaan pendapat berkembang di OPEC dan ada keraguan yang berkembang bahwa tidak ada keputusan yang berarti dari pertemuan mendatang."
Menurut survei Bloomberg terhadap analis, perusahaan minyak, dan data pengiriman, produksi minyak negara-negara OPEC menyentuh 34,02 juta barel per hari pada Oktober.
Peningkatan produksi tersebut dipimpin Libya, Nigeria, dan Iran, yang dibebaskan dari kesepakatan OPEC untuk memangkas pasokan. Irak juga menuntut pembebasan pembatasan pasokan.