TEMPO.CO, Bogor - Anak perusahaan PT Astra International Tbk (ASII) yang bergerak di industri alat berat, pertambangan, dan energi, PT United Tractors Tbk, mencatatkan pendapatan bersih Rp 33,89 triliun pada Januari hingga September ini. Pendapatan tersebut turun 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Astra, bisnis mesin konstruksi yang dimiliki Astra menyumbang Rp 10,65 triliun terhadap total pendapatan. Sedangkan bisnis kontraktor penambangan menyumbang Rp 17,73 triliun, bisnis pertambangan Rp 4,22 triliun, dan bisnis industri konstruksi Rp 1,29 triliun.
Menurut Direktur Keuangan PT United Tractors Tbk Iwan Hadiantoro, penurunan kinerja tersebut disebabkan menurunnya penjualan mesin konstruksi Komatsu. Volume penjualan Komatsu pada Januari hingga September hanya mencapai 1.588 unit atau turun 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca: Tak Punya Sumur Minyak, Mengapa Singapura Bisa Ekspor BBM?
Iwan mengatakan, sejak 2011, penjualan Komatsu selalu turun. Pada 2011, penjualan Komatsu mencapai 8,467 unit, pada 2012 6.202 unit, pada 2013 4.203 unit, pada 2014 3.513 unit, dan pada 2015 2.124 unit. "Ini sejalan dengan penurunan harga komoditas," katanya di Hotel Rancamaya, Bogor, Kamis, 4 November 2016.
Hingga akhir tahun ini, Iwan berharap, perusahaan dapat menjual Komatsu hingga sekitar 2.100 unit. "Paling tidak sama dengan tahun lalu." Pada 2016, Iwan juga berharap, pangsa pasar United Tractors juga meningkat menjadi sekitar 34 persen.
Ke depan, dengan masih tertekannya harga komoditas, United Tractors akan lebih memfokuskan diri dalam bisnis konstruksi. Namun, Iwan mengatakan persaingan dalam bisnis tersebut sangat berat, terutama dengan adanya perusahaan-perusahaan Cina, Korea, dan Jepang.
Simak: Unjuk Rasa 4 November, Begini Nilai Tukar Rupiah Menurut BI
Dengan menawarkan produk yang berkelas premium, Iwan berujar, United Tractors mematok harga mesin konstruksi yang lebih mahal dibandingkan harga mesin yang ditawarkan oleh kompetitor. "Ke depan, mudah-mudahan bisnis alat berat United Tractors tumbuh 10-15 persen."
ANGELINA ANJAR SAWITRI