TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan, pemerintah perlu menjamin ketersediaan dan pasokan bahan pangan. Agar tidak terus-menerus bergantung pada impor, menurut Bambang, produksi pangan dalam negeri perlu ditingkatkan.
"Dalam beberapa hal, impor dimungkinkan ketika stok tidak mencukupi. Sekarang pertanyaannya, apa kita mau bergantung terus sama impor? Maka, kita memang harus meningkatkan produksi dalam negeri," kata Bambang dalam Forum BUMN di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Kamis, 3 November 2016.
Bambang mengatakan, pemerintah telah menetapkan sasaran produksi pangan utama. Untuk padi, sasaran kenaikan produksi per tahun mencapai 3,03 persen. "Jagung naik 4,7 persen per tahun, kedelai naik 22,7 persen per tahun, gula naik 8,56 persen per tahun, sapi naik 10,8 persen per tahun, dan ikan naik 8,4 persen per tahun," tutur Bambang.
Untuk mencapai hal itu, menurut Bambang, pemerintah telah membuat beberapa kebijakan. Salah satunya memperbaiki sarana dan prasarana pertanian, terutama jaringan irigasi. Pemerintah juga akan menstabilkan harga pangan serta meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha pangan. "Dengan melindungi dan meningkatkan kapasitas petani," ujarnya.
Bambang mengatakan, peningkatan produksi pangan penting karena kebutuhan konsumsi pangan nasional pada masa mendatang sangat tinggi. Saat ini, jumlah penduduk Indonesia mencapai 257,6 juta orang. Pada 2025, jumlah penduduk Indonesia diprediksi menjadi 284,5 juta. "Selain meningkatkan produksi, pemerintah harus berfokus pada demand management."
Persoalan gizi di masyarakat pun, menurut Bambang, perlu mendapatkan perhatian. Menurut dia, konsumsi kalori dan protein masyarakat masih di bawah tingkat yang diharapkan." Melalui corporate social responsibility, diharapkan BUMN dapat membantu pemerintah mengatasi masalah stunting," tuturnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI