TEMPO.CO, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) diminta berfokus memproduksi beberapa jenis pesawat terbang dan lebih memperhatikan tahap pemeliharaan dan kelengkapan onderdil agar kegiatan bisnis bisa berkembang secara berkelanjutan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku telah meminta Direktur Utama PT DI Budi Santoso agar tak hanya memproduksi pesawat dengan tipe yang banyak, karena persoalannya bukan hanya dari proses produksi pesawat terbang.
Produksi helikopter perusahaan nasional jenis ini telah digunakan oleh sejumlah kepala negara di dunia dan siap dijadikan pilihan untuk pembelian helikopter kepresidenan Indonesia karena dianggap sudah mumpuni untuk keamanan Presiden dan Wakil Presiden.
“Memang, PT DI, saya berbicara dengan Pak Budi bahwa harus fokus, jangan ingin semua. Jangan begitu banyak tipe pesawat yang dibuat,” ujarnya setelah menghadiri Pameran Indo Defens 2016 di Kemayoran, Rabu, 2 November 2016.
Selain produksi, perseroan memiliki tantangan lain, yakni tahap penjualan dan pemeliharaan produk setelah penjualan. Karena itu, perseroan diminta menyediakan kelengkapan komponen dan onderdil (spare part) sesuai dengan tipe produksi pesawat secara matang.
Akhir Oktober lalu, Komisi VI DPR RI menggelar rapat dengar pendapat dengan PT Dirgantara Indonesia yang membahas kinerja perusahaan.
Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana meminta penjelasan terkait dengan perkembangan kinerja perusahaan pelat merah pengadaan alat pertahanan tersebut.
Sebelumnya, PT DI telah menerima penyertaan modal negara (PMN) sebanyak tiga kali sejak 2011, antara lain sebanyak Rp 1,18 triliun pada 2011, Rp 1,4 triliun pada 2012, dan Rp 400 miliar pada 2015.