TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring memperkirakan produksi padi pada 2016 bakal naik 3,74 juta ton atau sekitar 4,97 persen dibanding tahun lalu. “Produksi padi 2016 diperkirakan sebanyak 79,14 juta ton, sedangkan 2015 sebanyak 75,39 juta ton,” ucapnya di kantornya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa, 1 November 2016 .
Hasil memperkirakan kenaikan produksi padi karena tumbuhnya luas lahan yang dipanen sebanyak 0,92 juta hektare atau sekitar 6,51 persen, walaupun produktivitas turun sebesar 0,77 kuintal per hektare atau sekitar 1,44 persen. "Ini bila kita bandingkan dengan 2015.”
Sedangkan apabila dibandingkan selama dua tahun dari 2014 sampai 2016, luas panen dan produktivitas sama-sama mengalami kenaikan. Luas panen mengalami kenaikan sekitar 8,98 persen dan produktivitasnya naik sekitar 2,51 persen.
Perkiraan produksi padi 2016, menurut dia, berdasarkan perhitungan dari Januari sampai Agustus. Sedangkan dari September sampai Desember digunakan angka prediksi. "Soalnya, September sampai Desember kan belum," ujarnya. Perhitungan dari dua inilah kemudian dihitung berdasarkan perhitungan Kementerian Pertanian dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Selain itu, provinsi yang mengalami kenaikan produksi padi ada 21, sementara 13 lain mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami kenaikan produksi padi antara lain Sumatera Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan produksi padi di antaranya Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, dan Kalimantan Tengah.
Apabila dilihat berdasarkan wilayah untuk kenaikan produksi padi 2016, Pulau Jawa sebanyak 1,22 juta ton, sedangkan luar Pulau Jawa 2,52 juta ton. Selain itu, bila menurut perkembangan wilayah selama lima tahun, yaitu 2011-2015, Pulau Jawa berada di posisi teratas dengan rata-rata hasil sekitar 37,374 juta ton atau mengalami pertumbuhan sekitar 3,21 persen.
Menurut Hasil, beberapa wilayah mengalami penurunan produksi padi karena produksi pupuk belum maksimal. "Pupuk menjadi salah satu alasan," tuturnya.
ODELIA SINAGA