TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam menggarap proyek kereta semi-cepat Jakarta-Surabaya. Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pihaknya akan meminta BPPT mengkaji proyek tersebut.
"Akan lebih sempurna kalau kerja sama dengan BPPT, yang punya ahli berpengalaman," kata Budi saat ditemui di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin, 31 Oktober 2016.
Budi menargetkan, pada 2019, kereta semi-cepat Jakarta-Surabaya bisa beroperasi. Terlebih peminat proyek ini banyak, di luar Jepang, yang selama ini digemborkan akan mendapatkan proyek ini. "Rusia tertarik, Cina tertarik, Prancis tertarik."
Baca Juga: Studi Kelayakan KA Semi-Cepat Ditargetkan Rampung Akhir 2016
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan, dalam proyek kereta semi-cepat Jakarta-Surabaya, pihaknya tak akan banyak mengganti rel yang sudah ada. "Paling hanya memperkuat bantalan rel dan sepertinya akan memakai listrik," ujarnya.
Ketika ditanya ihwal kondisi listrik untuk menopang berjalannya kereta itu nantinya, Unggul mengatakan, jika masih di Pulau Jawa, dipastikan sanggup memakai kereta listrik. Namun ini belum pasti. "Karena masih akan dilakukan studi," ucapnya.
Simak: Krakatau Steel Minta Harga Gas Turun hingga 5 Dolar
Jika benar akan memakai teknologi kereta listrik, menurut Unggul, akan ada penggantian jenis kereta di jalur Jakarta-Surabaya. Sebab, ini adalah kereta semi-cepat sehingga tak banyak yang diubah. "Kalau harus diganti, ya, diganti, tapi sepertinya tak banyak yang diganti."
DIKO OKTARA