TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kebijakan fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017 merupakan kebijakan ekspansif. Pemerintah dinilai perlu berhati-hati dalam proses eksekusi.
Sri Mulyani mengatakan sikap hati-hati diperlukan untuk memastikan realisasi target APBN 2017 tercapai. Ia mengibaratkan sikap pemerintah bagai pelari maraton. "Seperti lari maraton, stamina harus dijaga terus," kata dia di kantornya, Kamis, 27 Oktober 2016. Pasalnya, fiskal harus bisa menahan efek pelemahan global yang bisa berpengaruh ke dalam negeri.
Salah satu strategi untuk menjalankan APBN tahun depan ialah dengan mengeluarkan belanja yang lebih produktif. "Kami fokus pada infrastruktur dan belanja sosial serta efisiensi belanja barang," tuturnya.
Pemerintah juga menyasar penyaluran subsidi yang tepat sasaran. Di sektor energi, misalnya, Sri memastikan subsidi solar tetap berlanjut dan melaksanakan distribusi tertutup untuk elpiji 3 kilogram. Selain itu, menyalurkan subsidi listrik kepada rumah tangga sasaran berdasarkan data terpadu.
Strategi lain ialah memperkuat desentralisasi fiskal. Pemerintah akan mereformasi perhitungan dana alokasi umum serta memperbaiki pengalokasian, penyaluran, dan arah penggunaan dana bagi hasil.
Kementerian Keuangan juga akan memperbaiki pengalokasian dana transfer khusus untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dasar. Terkait dengan dana desa, Sri mengatakan akan ada peningkatan secara bertahap dengan tetap memperhatikan kemampuan keuangan negara.
Strategi berikutnya ialah mengoptimalkan penerimaan, khususnya perpajakan. Pasalnya, target penerimaan perpajakan merupakan 85 persen dari total pendapatan negara. "Kami akan melakukan perbaikan tax based dan tax compliant dengan momentum tax amnesty," ucapnya.
Terkait dengan perpajakan ini, menurut Sri Mulyani, pemerintah akan memperkuat database pajak, mengoptimalkan penggunaan IT, dan mengkonfirmasi status wajib pajak. Ia juga memastikan akan memperbaiki regulasi perpajakan.
Dari sisi cukai, Sri Mulyani mengatakan akan mengurangi konsumsi pada produk tertentu dengan eksternalitas negatif. "Seperti alkohol dan rokok," katanya. Dari sektor PNBP, peningkatan penerimaan akan tetap dilaksanakan dengan memperhatikan pelestarian sumber daya alam dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Langkah terakhir yang disiapkan pemerintah adalah berfokus pada kesinambungan fiskal. "Menjaga defisit di bawah 3 persen terhadap PDB," ucapnya. Selain itu, pemerintah akan memperbaiki mekanisme pembiayaan untuk proyek infrastruktur dan pembiayaan UKM, lebih selektif dalam investasi, dan menyempurnakan penjaminan untuk percepatan pembangunan infrastruktur.
VINDRY FLORENTIN