TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail Akhmad mengatakan pemerintah berupaya menyelamatkan filing satelit slot orbit agar tak dihapus dari kepemilikan Indonesia.
"Sekali slot dihapus, akan sulit sekali mendapatkannya kembali," kata Ismail saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Oktober 2016.
Ancaman terhapusnya filing satelit ini muncul akibat kegagalan peluncuran satelit Telkom-3 pada 7 Agustus 2012. Kewajiban Indonesia mengisi filing satelit Palapa-C3K sesuai dengan regulasi satelit international pun menjadi tak berhasil.
Persiapan satelit pengganti, yaitu satelit Telkom-3S, juga memerlukan waktu lebih lama dari batas waktu yang ditentukan International Telecommunication Union (ITU), yaitu pada 6 Juni 2016. Tapi satelit itu diperkirakan baru bisa diluncurkan pada kuartal I 2017.
Meski, kemudian dalam sidang ke-73 Radio Regulation Board ITU yang berlangsung pada 17-21 Oktober 2016, diputuskan frekuensi Ku-band pada filing satelit Palapa-C3K di slot orbit 118 tidak dihapus dari kepemilikan Indonesia.
Ismail menuturkan saat ini Indonesia memiliki tujuh slot orbit yang bisa digunakan untuk mengoperasikan satelit. Satu slot orbit di antaranya telah kosong satelitnya dan tengah disuspensi oleh ITU, dan satu slot lagi akan habis umur satelitnya.
Bagi Ismail, kehilangan slot orbit dari kepemilikan Indonesia adalah sebuah kehilangan yang sangat besar. Bahkan dia tak bisa mengungkapkan berapa kerugian yang dialami Indonesia jika slot orbit satelit Indonesia berkurang. "Tak bisa dirupiahkan, itu, kan, aset nasional yang berharga."
DIKO OKTARA