TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan Brasil dan Meksiko siap menyuplai berapa pun kebutuhan daging Indonesia. Namun, ketika ditanyakan berapa kebutuhan Indonesia sampai akhir tahun, Enggartiasto enggan mengatakannya.
"Tidak bisa dihitung gitu, karena ini kan dagang, tapi kami lihat populasi di Brasil banyak sekali," kata Enggartiasto di Balai Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu, 26 Oktober 2016.
Enggartiasto menambahkan, saat ini impor daging baru dari India saja, itu pun daging kerbau. Menurut dia, daging kerbau tak kalah enak dibanding daging sapi dan mulai diterima pasar. "Yang bilang tak diterima itu dalam rangka persaingan usaha, jadi bilang daging kerbau tak enak," ucapnya.
Baca: Sri Mulyani Yakin Biaya Utang Turun 8,5 T, Ini Caranya
Mengenai impor sapi ini, Enggartiasto mengatakan beberapa waktu lalu bertemu dengan Duta Besar Australia dan beberapa perwakilan pengusaha dari Australia. "Kalau Indonesia ditawari skema farming sapi di Australia dan penggemukan di Indonesia, saya bilang enggak ke mereka."
Meski menolak, Enggartiasto malah mengundang para pengusaha Australia berinvestasi di Indonesia. Kepada pengusaha Australia, dia meyakinkan bahwa peluang berbisnis di Indonesia sangat besar. "Konsumsi daging kita 2,61 (kilogram) per hari, belum lagi bisnis pakan dan olahan."
Simak: Kurangi TKI, Pemerintah Bangun 100 Desa Migran Produktif
Lalu, perihal ketersediaan lahan dalam program 5:1 impor sapi, Enggartiasto mengatakan di Indonesia masih banyak sekali lahan. Selain itu, kebijakan ini penting karena untuk membantu peternak mengatasi masalah mereka yang harus memotong indukan. "Karena harus memenuhi kebutuhan mereka."
DIKO OKTARA